PADA masa perbudakan di Amerika dahulu kala, budak terbagi menjadi dua kelompok. Budak rumahan dan budak ladang.
Ditulis oleh Adham Syarqawi, budak ladang diperlakukan seperti binatang. Hanya menjadi makhluk yang membajak, menabur, dan memanen tanaman, tanpa hak apa pun, tanpa rasa hormat, tanpa hari libur, dan tanpa pengobatan.
Mereka bahkan dicambuk pada keteledoran pertama. Tuannya mungkin akan memotong salah satu jari mereka, karena hasil panen tidak sebanyak yang diharapkannya.
Adapun budak rumahan, mereka menganggap diri mereka anggota kelas budak mewah.
Mereka memakan sisa makanan majikannya, mengenakan pakaian usang, melayani di rumah, dan memandang budak ladang mempunyai status lebih rendah daripada mereka!
Setiap kali para budak ladang berkumpul untuk membebaskan diri, para budak rumahan menyampaikan berita mereka kepada majikan mereka, sehingga dengan cepat menjatuhkan hukuman paling keras kepada mereka.
Jika Anda merenungkan hal di atas, Anda akan melihat fakta berikut:
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
1. Yang pertama melawan revolusi para budak bukanlah para majikan, melainkan para budak yang menganggap bahwa hak istimewa mereka bergantung pada kelangsungan hidup para majikan.
2. Beberapa budak menganggap mereka tidak terikat, hanya karena tali yang mengikat mereka lebih panjang dari tali yang digunakan untuk mengikat orang lain.
3. Jika seseorang lama berada dalam perbudakan, maka dia menganggap perbudakan baik-baik saja, puas dengannya, dan menganggap setiap orang yang menuntut kebebasan sebagai pengkhianat.
4. Sebagian orang membenci mereka yang mencoba untuk bebas merdeka, karena jauh di lubuk hati mereka tidak mampu untuk bebas merdeka.
Mereka terbiasa bergantung, sedangkan kebebasan menghilangkan ketergantungan ini.
Kisah Budak Rumahan dan Budak Ladang (1)
Baca juga: Kisah Perang Waddan, Peperangan Pertama Rasulullah sebelum Perang Badar
Siapa yang menghabiskan waktu bertahun-tahun dalam belenggu maka fitrahnya rusak dalam menyikapi kebebasan.
Karena itu mereka tidak memihak tuan karena dia tuan. Tidak pula menentang budak karena mereka budak. Hanya saja mereka takut tanggung jawab.
Kemudian, jika Anda merenungkan situasi kita saat ini, Anda akan menemukan bahwa kita hidup dalam dua perbudakan, budak ladang dan budak rumahan.
Jika Anda melamar pekerjaan dan mengeluh tentang pengangguran, bukan tuan yang merespons Anda, tetapi budak rumahan.
Mereka menuduhmu membenci negaramu.[Sdz]