ISTIQAMAH, lurus di atas ketaatan sampai diwafatkan.
Hal apakah yang sangat berat untuk kita miliki dalam kehidupan sehari-hari?
Dari berbagai hal yang sulit, ternyata bersikap istiqamah adalah hal paling berat dan paling sulit untuk kita wujudkan.
Manusia memiliki kejiwaan yang bisa berubah. Suatu saat bersemangat, di saat lain begitu lemah.
Suatu saat iman begitu kuat, di saat lain imannya goyah. Itulah manusia, yang kondisinya mudah berubah.
Maka istiqamah adalah hal berat dan tak mudah.
Allah Azza wa Jalla telah berfirman:
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَمَنْ تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْا إِنَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
“Maka tetaplah kamu (pada jalan yang benar), sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah bertaubat bersama kamu. Dan janganlah kalian melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha melihat apa yang kalian kerjakan.” (QS. Hud : 112).
Dalam ayat di atas, Allah memerintahkan kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan semua umatnya untuk istiqamah.
Ternyata, proses turunnya ayat tersebut dirasakan sangat berat oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Isinyapun perintah yang berat untuk dilaksanakan.
Istiqamah, Lurus di Atas Ketaatan Sampai Diwafatkan
Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu ‘Anhu berkata, “Tidak ada satu ayat pun yang diturunkan kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang lebih berat dan lebih susah daripada ayat ini.”
“Oleh karena itu, ketika beliau ditanya, ‘Betapa cepat engkau beruban’, beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab, ‘Yang telah membuatku beruban adalah surat Hud dan surat-surat semisalnya.”
Yang beliau maksud adalah surat Hud ayat 112 dan surat-surat lainnya yang memerintahkan untuk istiqamah.
Ayat-ayat yang mengandung perintah untuk istiqamah, telah membuat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam cepat beruban.
Hal ini karena begitu beratnya istiqamah.
Sebenarnya, apakah hakikat istiqamah?
Baca juga: Dahsyatnya Istiqamah
Abul Qasim Al Qusyairi rahimahullah menjelaskan, “Istiqamah adalah suatu derajat yang dengannya segala urusan (agama) menjadi sempurna dan dengannya akan didapatkan kebaikan-kebaikan dan keteraturan.”
Imam An-Nawawi rahimahullah menjelaskan, istiqamah berarti lurus di atas ketaatan sampai diwafatkan dengan keadaan seperti itu.
Ibnu Rajab Al Hambali rahimahullah memaknai istiqamah adalah menapaki jalan yang lurus, yaitu agama yang lurus, tanpa berbelok-belok ke kanan dan ke kiri.
Termasuk di dalamnya adalah mengerjakan seluruh perbuatan taat, secara lahir dan batin dan meninggalkan seluruh larangan seperti itu pula.
Konsistensi untuk selalu berada dalam ketaatan di sepanjang kehidupan, adalah hal yang sangat berat.
Untuk itu, kita harus terus menerus berusaha dengan segenap daya dan upaya agar bisa bersikap istiqamah hingga akhir hayat yang indah.[Sdz]
Sumber: Madrasatuna