STRES adalah bagian tak terhindarkan dari kehidupan. Namun, pada lansia, stres dapat memiliki dampak yang lebih signifikan pada kesehatan fisik dan mental.
Oleh karena itu, penting bagi lansia untuk mempelajari cara mengelola stres secara efektif agar lansia dapat meningkatkan kualitas hidup dan menjalani hidup yang lebih bahagia dan lebih sehat.
Menurut Fitriana, seorang konselor keluarga yang menjadi pembicara pada kelas alumni Sekolah Lansia Salimah (Salsa) yang diselenggarakan oleh Salimah Tulungagung di Masjid Ni’matur Rubi’ah Kepatihan, Tulungagung pada Ahad (30/6/2024), tanda stres pada lansia dapat dikenali dari tiga gejala.
Gejala fisik ditandai dengan kelelahan, sakit kepala, sakit perut, insomnia, perubahan nafsu makan, dan penurunan kekebalan tubuh.
Kedua, gejala emosional, yaitu munculnya perasaan cemas, mudah marah, depresi, dan kesepian.
Ketiga adalah gejala perilaku, yaitu tindakan menarik diri dari aktifitas sosial, perubahan pola makan, dan penyalahgunaan zat yang tidak diperlukan.
Ketiga gejala di atas timbul karena adanya perubahan yang terjadi pada lansia. Yaitu perubahan fisik, perubahan psikologis, dan perubahan lingkungan sosial.
“Perubahan fisik terjadi karena terjadi penurunan kemampuan fisik dan perubahan penampilan yang signifikan karena penurunan drastis hormon estrogen pada wanita dan hormon progesterone pada pria,” kata perempuan yang akrab dipanggil dengan bunda Fitri ini.
Perubahan psikologis disebabkan oleh rasa kesepian karena anak-anak beranjak dewasa dengan lingkup pergaulan yang lebih luas di lingkungan sekolah, kerja atau menikah sehingga interaksi dengan orangtuanya semakin minim.
Lansia juga sering dihinggapi kecemasan tentang kematian dan kehilangan orang yang dicintai baik pasangan hidupnya atau anak-anak mereka.
Perubahan dalam lingkungan sosial juga dapat menyebabkan stres. Memasuki masa pensiun bisa memicu post power syndrome karena kehilangan peran sosial dan perubahan status keuangan.
Untuk menyikapi perubahan tersebut, lansia perlu belajar strategi mengelola stres guna mengurangi hal-hal negatif yang ditimbulkan karena stres.
Manajemen stres yang harus dilakukan pertama kali adalah mengidentifikasi apa yang menyebabkan stres dan mengenali pemicunya.
Manajemen stres selanjutnya adalah dengan membangun kebiasaan hidup sehat.
“Membangun kebiasaan hidup sehat dapat dimulai dengan makanan yang bergizi, berolahraga secara teratur, dan cukup tidur,” terang konselor yang juga berprofesi sebagai guru bimbingan konseling di MTsN 7 Tulungagung ini.
Manajemen stres lainnya adalah dengan menjalin hubungan sosial dengan tetap terhubung bersama keluarga dan teman, bergabung dengan kelompok sosial, dan terlibat dalam kegiatan komunitas.
Lansia juga dapat berlatih teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, dan pernapasan dalam. Terakhir, yang paling utama adalah dengan memperbaiki ibadah dan hubungan dengan Allah subhanahu wata’ala.
Sebagai penutup, bunda Fitri menggarisbawahi bahwa peran keluarga dan lingkungan sekitar juga penting dalam membantu lansia mengelola stres.
“Kita dapat mendengarkan para lansia di sekitar kita untuk bercerita, memberikan dukungan emosional, dan mendorong lansia untuk melakukan aktifitas yang disukai,” pungkasnya. [Mh/dyta/fat]