SETELAH yang menciptakan seluruh manusia adalah Allah dan kejelasan nenek moyang adalah dari Adam dan Hawa, yang ketiga adalah hanya ada dua jenis manusia, yaitu laki-laki dan perempuan.
Tidak diakui ada jenis manusia ketiga yaitu laki-laki berjiwa wanita atau wanita berjiwa laki-laki yang dikenal dengan LGBT.
Berbeda dengan peradaban barat atas nama HAM dan Demokrasi eksistensi LGBT diakui sebagai bagian dari pluralitas dan keragaman orientasi seksual.
Legalitas LGBT di negara Amerika, Belanda, Prancis menjadikan perkawinan antar sejenis menjadi marak di negara mereka.
Lebih bahaya lagi LGBT ini buka saja masalah pribadi, akan tetapi menjadi sebuah gerakan internasional yang memiliki target sosial dan politik yang didukung pemilik kapital dan media.
Sejak awal Islam melarang umatnya berperilaku tasyabuh, saling menyerupainya laki-laki dan perempuan.
Islam menganggap perilaku homo sebagai penyimpangan yang di luar batas.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Bahkan tidak ada hukuman yang paling berat kecuali bagi pelaku homo yaitu dilemparkan dari tempat paling tinggi.
Keempat, pluralitas manusia adalah sebuah fakta yang tidak bisa dipungkiri, bagian sunnatullah bahwa manusia itu beranekaragam warna, bahasa, bangsa, dan suku.
وَمِنْ اٰيٰتِهٖ خَلْقُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَاخْتِلَافُ اَلْسِنَتِكُمْ وَاَلْوَانِكُمْۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّلْعٰلِمِيْنَ ٢٢
Di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah penciptaan langit dan bumi, perbedaan bahasa dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berilmu. (Ar-Rum:22).
Islam mengecam keras perendahan dan pelecehan terhadap suku, nasab, ras manusia.
Karena ia hakikatnya perendahan dan pelecehan pada penciptanya sendiri.
Namun keimanan, agama, perilaku adalah pilihan manusia.
Islam adalah kebenaran hakiki. Karena itu Islam menerima pluralitas namun menolak pluralisme dengan makna semua keyakinan, agama adalah kebenaran.
Baca juga: Al-Quran, Manusia, dan Kehidupan Sosial (1)
Al-Quran, Manusia, dan Kehidupan Sosial (2)
Kelima, ikatan alamiah antara keluarga, nasab, rabithah nasabiyah menjadi perhatian dalam Islam.
Silaturahmi bermakna menyambungkan tali kerabat yang terputus bagian dari kewajiban.
Juga merupakan faktor yang dapat menjadi penyebab umur panjang dan banyak rezeki.
Barang siapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturahmi. (Muttafaqun ‘Alaih).
Kerabat merupakan hal yang penting, karena ada berkaitan dengan masalah perwalian, pernikahan, dan warisan.
Keenam, perbedaan jenis kelamin pria dan wanita, suku, bangsa, rupa, dan bahasa bukanlah standar tinggi rendahnya kemuliaan seseorang.
Islam menilai mulianya seseorang dari ketakwaannya yakni kepatuhannya terhadap hukum-hukum Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Disamping sebagai standar kemuliaan, ikatan takwa yang dilandasi iman dan Islam inilah yang menjadi perekat dan tali persaudaraan yang kokoh dan kuat hingga akhirat.
Sumber: Kultum 100 Judul – Ust. Lathief Abdallah
[Sdz]