BOLEHKAH orangtua memiliki perasaan lebih menyayangi salah satu anak dibandingkan anak yang lain?
Motivator Parenting dari Rumah Pintar Aisha Randy Insyaha mengatakan memang masing-masing orang tua memiliki rasa sayang kepada anaknya berbeda-beda.
Ada orang tua yang sayang kepada anaknya itu sama. Semua disayang tanpa membeda-bedakan.
Tapi ada juga orang tua memiliki kecenderungan rasa sayang lebih besar kepada salah satu anaknya.
Biasanya anak yang paling bungsu yang paling disayang. Adik lebih disayang daripada kakak.
Ada juga anak yang satu-satunya berbeda kelamin misalnya ada 4 bersaudara semua perempuan kecuali anak ke 3 laki-laki.
Nah, anak yang laki-laki ini yang paling disayang.
Lalu ada juga anak yang memiliki prestasi daripada saudara-saudara misalnya juara di kelas.
Ada juga anak yang lebih disayang karena rajin membantu orang tuanya.
Lalu pertanyaannya adalah bolehkah orang tua lebih menyayangi salah satu anaknya dibandingkan anak yang lain.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Rasa sayang kita kepada anak itu kan pemberian dari Allah, anugerah dari Allah, jadi tidak masalah jika orang tua lebih menyayangi salah satu anaknya.
Nabi Yaqub juga demikian lebih mencintai Yusuf daripada anaknya yang lain.
Jadi diperbolehkan orang tua memiliki rasa sayang lebih kepada salah satu anaknya.
Lalu apa yang tidak boleh, yang tidak boleh adalah saat orang tua menampakkan rasa sayang yang berlebihan itu sehingga membuat anak-anaknya yang lain cemburu kepada saudaranya.
Ini yang harus dihindari oleh orang tua. Jadi memang ada resikonya saat orang tua lebih sayang kepada salah satu anaknya.
Bolehkah Orang Tua Memiliki Perasaan Lebih Menyayangi Salah Satu Anak
Idealnya memang orang tua sayang kepada masing-masing anaknya itu 100%. Kepada kakaknya sayang 100% dan kepada adik sayangnya juga 100%.
Namun seringkali kita tidak berada pada posisi ideal.
Kita perlu belajar dari Nabi Yaqub yang begitu sayangnya ia kepada salah satu anaknya Nabi Yusuf.
Rasa sayang itu dilihat oleh saudara-saudaranya yang lain sehingga menimbulkan kecemburuan dan kemarahan.
Peluang tersebut dimanfaatkan setan sehingga terjadilah peristiwa pembuangan Nabi Yusuf di sebuah sumur.
“Sesungguhnya ada beberapa tanda-tanda kekuasaan Allah pada (kisah) Yusuf dan saudara-saudaranya bagi orang-orang yang bertanya. (Yaitu) ketika mereka berkata, ‘Sesungguhnya Yusuf dan saudara kandungnya lebih dicintai oleh ayah kita dari pada kita sendiri, padahal kita (ini) adalah satu golongan (banyak). Sesungguhnya ayah kita di dalam kekeliruan yang nyata.” (QS. Yusuf: 7-8).
Ayah Bunda, kita boleh memiliki perasaan lebih sayang kepada salah satu anak tetapi kita harus adil.
Yah betul kuncinya adalah kita harus adil. Sobat, siapa istri yang paling dicintai Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, jawabannya Khadijah dan Aisyah.
Meskipun Nabi lebih mencintai salah satu istrinya namun Nabi berlaku adil. “Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam membuat giliran dalam kalangan istrinya dan berlaku adil” (HR. Tirmidzi dan Abu Dawud).
Orang tua harus adil kepada anak-anaknya dalam hal apa saja terutama dalam memberikan hak dan kewajibannya.
Kalau anak yang satu dikasih maka yang lain juga dikasih. Anak yang satu disapa saat pulang kerja anak yang lain juga disapa.
Anak yang satu dipuji yang lain juga dipuji. Anak yang satu diberi hadiah, anak yang lain juga diberi hadiah.
Anak yang diperlakukan tidak adil ia akan memendam kekecewaan yang luar biasa bahkan bisa membenci orang tua dan saudaranya (adik atau kakaknya) saat diperlakukan tidak adil.
Baca juga: Mendidik Anak Hingga Akhir Hayat
Bisa jadi ketidakadilan itu terkesan remeh tetapi bagi anak berdampak, misalnya Ayah yang pulang kerja selalu yang ditemui adalah adiknya (mungkin adiknya masih kecil), bagi kakak kemesraan yang ditunjukan seorang Ayah kepada adiknya membuatnya tidak nyaman, cemburu bahkan marah.
Banyak sekali kejadian seorang kakak yang benci dengan adiknya karena kedua orang tuanya tidak perhatian kepadanya, melupakan dirinya, dan lebih memberi perhatian kepada adiknya.
Padahal mungkin orang tua merasa adiknya membutuhkan perhatian lebih karena masih kecil.
Jadi Ayah, Bunda berusahalah untuk adil kepada anak-anaknya.
Minimal jika belum bisa adil dalam perasaan (kadang Ayah, Bunda perasaannya lebih sayang kepada salah seorang anak) maka adil lah dalam sikap dan tindakan.
Ketidakadilan yang dirasakan anak akan menyimpan sampah emosi dan bisa menjadi bom waktu di masa yang akan datang.
Jadi kesimpulannya adalah orang tua harus belajar untuk mencintai anak-anaknya masing-masing 100%, tidak pilih kasih.
Namun jika tidak bisa karena memang rasa cinta itu anugerah yang tidak bisa kita tolak sehingga kita memiliki perasaan lebih mencintai salah satu anak maka jangan tunjukkan rasa cinta itu lewat sikap dan perbuatan terutama saat bersama anak yang lainnya.
Kemudian bersikaplah adil kepada setiap anak, jangan dibeda-bedakan sebab ketidakadilan itu akan menjadi bom waktu yang nantinya akan merusak hubungan kekeluargaan.[Sdz]