SUDAH menjadi keseharusan bagi setiap mukmin untuk saling menasehati kepada saudaranya, dan tentunya saling menasehati juga merupakan sebuah perintah dari Al Qur’an kepada umat manusia.
Saling memberi nasehat atau amar ma’ruf nahi mungkar menjadi sebuah perintah dalam Al Qur’an. Seperti yang telah disebutkan dalam QS. Ali Imran ayat 104 bahwa orang orang yang senantiasa mengajak umat manusia kepada kebaikan dan mencegah dari perbuatan mungkar, mereka adalah orang-orang yang beruntung.
Bahkan umat Islam dikatakan umat terbaik karena dilahirkan sebagai umat yang senantiasa menyuruh untuk berbuat yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar. Sebagaimana yang telah disampaikan Allah melalui firman-Nya dalam QS. Ali Imron ayat 110.
Bukan hanya itu, surah Al ‘Ashr juga menjelaskan bahwa manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang beriman yang selalu mengerjakan kebaikan serta saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran.
Baca juga:Menasehati Pemimpin Secara Tertutup
Saling Menasehati Merupakan Perintah Dari Al Qur’an
Dengan adanya perintah tersebut, maka ber-amar ma’ruf nahi mungkar menjadi sebuah kebiasaan yang dilakukan oleh setiap muslim. Sejak dari zaman dulu, hingga sekarang.
Mulai dari cara menasehati secara langsung atau tatap muka, sampai saling menasehati melalui tulisan dan juga majelis-majelis ilmu.
Tentu, dizaman yang serba canggih ini teknologi semakin berkembang. Sehingga dakwah pun mulai meluas. Dengan ada nya fasilitas sosial media, tentu sangat memudahkan para da’i untuk menyebarluaskan dakwah nya.
Follow Official WhatsApp chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Tak dipungkiri juga, terkadang kita pun suka me-repost postingan dakwah dari para asatidz atau kita membuat konten dakwah yang didasari keilmuan yang sudah dipelajari.
Disisi lain, terkadang kita pun merasa memiliki aib yang banyak, sehingga hal ini membuat diri menjadi insecure atau minder dalam menyebarkan kebaikan. Karena hal tersebut lah tak jarang kita mengatakan ‘Aku tak sebaik postinganku’.
Dalam hal ini, Ibnu Rajab al-Hanbali rahimahullah mengatakan bahwa, “Kalau saja tidak boleh ada yang memberikan nasehat kecuali orang yang benar-benar terjaga dari kesalahan, maka tidak ada satu orangpun yang akan memberikan nasehat selain Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wasallam. Karena, tidak ada satu orangpun yang terjaga dari kesalahan selain beliau. [Azh]