ChanelMuslim.com – Seorang pebisnis asal Aljazair berjanji akan membayar semua denda yang dijatuhkan kepada para wanita di Denmark yang mengenakan cadar.
Berbicara kepada Anadolu Agency di depan Gedung Parlemen Denmark, Rasheed Nekkaz mengaku telah menebus denda yang harus dibayar oleh 1538 perempuan dengan kasus yang sama di enam negara.
Mereka tersebar di Prancis, Belgia, Swiss, Belanda, Austria dan Jerman.
Nekkaz terkenal karena membayar denda bagi wanita yang mengenakan cadar atau burqa setelah pakaian tersebut dilarang di banyak negara Eropa, termasuk Prancis, pada tahun 2010 silam.
Pebisnis Aljazair dan aktivis politik itu mengumpulkan dana satu juta euro untuk membayar denda ini.
"Pemerintah di Eropa tidak menghasilkan solusi bagi umat Islam untuk beradaptasi dengan Eropa, itulah sebabnya mengapa masyarakat Muslim di Eropa perlu lebih kuat untuk melindungi kepentingan mereka," katanya.
"Sangat penting bagi saya untuk dapat memberi pesan kepada pemerintah Eropa agar tidak membatasi kebebasan sehingga mereka tidak dapat melakukan apapun yang mereka inginkan," imbuh Nekkaz.
"Jika ada larangan bercadar di sebuah negara kepada mereka yang ingin memakainya, saya akan menjadi orang yang membayar denda mereka," tambahnya.
Nekkaz mengatakan bahwa sebelum Denmark, dia melakukan perjalanan ke Iran untuk mendukung kebebasan 29 wanita yang ditangkap pada tanggal 8 Maret karena menolak mengenakan jilbab pada Hari Perempuan Internasional.
"Alasan saya disini bukan untuk membela agama, tapi untuk membela kebebasan. Prinsip kebebasan adalah hak universal," kata dia. "Jadi saya membela kebebasan mereka yang ingin memakai cadar di Eropa dan mereka yang tidak ingin memakai jilbab di Iran."
Nekkaz berujar, bahwa pemerintah Denmark seharusnya memahami bahwa para wanita mengenakan cadar dengan kehendak bebas mereka sendiri.
Pada sebuah demonstrasi di parlemen Denmark kemarin, Sara, seorang wanita Turki berusia 30 tahun, mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa larangan bercadar tersebut akan membatasi kebebasannya.
Dia menambahkan bahwa di antara 5,7 juta penduduk Denmark, hanya sekitar 50 wanita yang mengenakan cadar.
Sara pun menuding bahwa larangan cadar akan menjadi awal dari larangan-larangan lain yang menargetkan kaum muslim.
"Pertanyaan saya kepada politisi Denmark adalah: Anda berbicara tentang kebebasan, tapi di mana kebebasan kami? Di mana kebebasan beragama kami?" tanya Sara.[ah/anadolu]