ChanelMuslim.com – Menjadi santri Pondok Pesantren (Ponpes) Elkisi, Mojokerto, Jawa Timur artinya harus siap mempertahankan hafalan Alquran dan hadits di hadapan para penguji melalui Munaqosyah (ujian) Akhir Tahfidh Maudlu’i. Memasuki hari terakhir pada Ahad (4/3), munaqosyah tersebut diikuti oleh 5 orang santri kelas IX angkatan V dan 1 orang santri kelas VIII. Setelah sebelumnya munaqosyah sudah berlangsung sejak 11 Februari 2018.
[gambar1]
Para peserta ujian Munaqosyah ikhwan Ponpes eLKISI
“Hari ini jadwal terakhir dari Munaqosyah Akhir diikuti oleh 6 santri sedangkan yang lainnya sudah karena munaqosyah sudah dimulai sejak 11 Februari,” ujar Rohmatin selaku Kepala Sekolah SMP Ponpes Elkisi, Ahad (4/3) di Mojokerto.
Munaqosyah Akhir tahun ini menguji 95 santri terdiri dari 55 santriwati dan 40 santriwan. Sistem Munaqosyah dijadwalkan setiap hari dengan masing-masing hari menguji 5 orang santri. Kecuali di hari terakhir ini, terdapat penambahan satu santri kelas VIII.
Nama-nama santri yang diuji pada Munaqosyah hari ini, yaitu Akhmad Shafa Amirza, Muhammad Syahrul Ramadhan, Fajar Laksono, Kamila Zaharo Al Haq (santriwati), Yafis Alfian (kelas VIII) dan Nadhif Ahmad Fariz. Materi munaqosyah terkait Alquran dan 260 hadits. Kelulusan dari munaqosyah ini juga menjadi syarat untuk dapat mengikuti Ujian Akhir Sekolah dan Nasional.
[gambar2]
Para peserta ujian Munaqosyah akhwat Ponpes eLKISI
Pada jadwal terakhir, munaqosyah akhir Tahfidz Maudlu’i Kelas IX angkatan V, menghadirkan 5 orang penguji. Mereka adalah Syaikh Dr. Al Walid bin Muhammad al Khudloiri (LIPIA Jakarta), Syaikh Dr. Sa’id Ar Rofi’i (LIPIA Jakarta), Ustaz Dr. Anung al Hammat, Lc (DDII Pusat) dan Ustaz Hifni Sholihin (Sidoarjo).
Ponpes Elkisi terletak di Jalan Raya Trawas – Mojosari KM. 08, Kemuning, Mojorejo, Pungging, Mojorejo, Pungging, Mojokerto, Jawa Timur 61384. Ponpes ini dikenal sebagai ponpes berbasis pendidikan dan sosial keumatan.
Salah satu program Elkisi adalah Tahfiz Maudlui, yaitu program wajib menghafal al Quran-Hadits maudlui (tematik) dengan target jumlah 500 hadits shohih berikut sanad dan rowi, sesuai jenjang pendidikan mulai SMP hingga SMA. Untuk lulus dari eLKISI, santri harus diuji publik melalui Munaqosyah Akhir Terbuka dengan mendatangkan penguji baik dari dalam maupun luar negeri.
Dalam ujian Munaqosyah sebelumnya yang diselenggarakan tanggal 14 Februari 2018, Pesantren mendatangkan 2 penguji dari Singapura, yakni Ustaz Abdul Hakeem Mohammad Ismail, Direktur Madrasah HUDA Singapura, dan Ustaz Kamaluddin Iskandal, Direktur Madarasah Wak Tanjung. Selepas Munaqosyah, para penguji dari Singapura menyampaikan apresiasinya kepada para santri dan meminta ada beberapa santri eLKISI dikirim ke Singapura pada program PDR (Program Dakwah Romadhon) 1439 H mendatang.
Selain Tahfiz Maudlui, ada pula program Tahfiz Alquran. Ini adalah program pilihan untuk jenjang SMP selama 2 tahun. Santri hanya mendapatkan materi menghafal dan beberapa materi pendukung seperti Tarjum, aqidah, adab, bahasa Arab dasar. Sedangkan pada tahun ketiga santri fokus pada persiapan UN (Ujian Nasional).
[gambar3]
Roti hasil buatan santri eLKISI
Santri eLKISI juga diajarkan Life skill melalui program pembekalan hidup mandiri, kreatif dan inovatif secara terukur dan terstruktur. Di antaranya adalah program Tata Boga “Roti Sehati”, Perikanan, dan “Satgas Hijau” Pertanian.
(ind/Wnd)