SERAHKAN urusanmu kepada Allah dijelaskan oleh: Dr. Ra’fat al-Misri dan diterjemahkan oleh Ustaz Aunur Rafiq Saleh Tamhid, Lc.
Firman Allah:
كَمَاۤ اَخْرَجَكَ رَبُّكَ مِنْۢ بَيْتِكَ بِالْحَـقِّ ۖ وَاِنَّ فَرِ يْقًا مِّنَ الْمُؤْمِنِيْنَ لَـكٰرِهُوْنَ
“Sebagaimana Tuhanmu menyuruhmu pergi dari rumahmu dengan kebenaran, meskipun sesungguhnya sebagian dari orang-orang yang beriman itu tidak menyukainya,” (QS. Al-Anfal: 5)
يُجَا دِلُوْنَكَ فِى الْحَـقِّ بَعْدَ مَا تَبَيَّنَ كَاَ نَّمَا يُسَا قُوْنَ اِلَى الْمَوْتِ وَهُمْ يَنْظُرُوْنَ
“Mereka membantahmu (Muhammad) tentang kebenaran setelah nyata (bahwa mereka pasti menang), seakan-akan mereka dihalau kepada kematian, sedang mereka melihat (sebab kematian itu).” (QS. Al-Anfal: 6)
Tangan Allah mengatur secara tak terlihat dan menggiring orang-orang beriman untuk mencapai kemenangan tanpa perencanaan dari mereka atau tidak pernah terbayangkan apa yang terjadi secara detil!
Mereka keluar menginginkan kafilah dagang, santapan lezat dan mudah didapat. Bisa saja mereka benar-benar mendapatkan apa yang mereka inginkan, tetapi menjadi peristiwa yang cepat berlalu, yang disebutkan oleh sejumlah riwayat atau mungkin tidak disebutkan!
Tetapi Allah menghendaki sesuatu yang lain yang jauh lebih besar dari apa yang mereka inginkan untuk diri mereka:
وَيُرِ يْدُ اللّٰهُ اَنْ يُّحِقَّ الْحَـقَّ بِكَلِمٰتِهٖ وَيَقْطَعَ دَا بِرَ الْـكٰفِرِ يْنَ
“Tetapi Allah hendak membenarkan yang benar dengan ayat-ayat-Nya dan memusnahkan orang-orang kafir sampai ke akar-akarnya,” (QS. Al-Anfal: 7)
Kemenangan yang terjadi di Badar tidak pernah terlihat oleh orang-orang beriman sebelum pertempuran.
baca juga: Berusaha dan Menerima Ketetapan Allah adalah Ibadah
Serahkan Urusanmu kepada Allah
Bahkan mereka berada dalam suatu momen yang membuat pandangan mata mereka menjadi pendek, cenderung kepada perjalanan yang dekat, dan menjauhi penggunaan pedang; mereka tidak menyukai apa yang menghadang di hadapan mereka berupa peperangan melawan kaum musyrikin dan berlaga pedang dengan mereka!
وَتَوَدُّوْنَ اَنَّ غَيْرَ ذَا تِ الشَّوْكَةِ تَكُوْنُ لَـكُمْ
“..sedang kamu menginginkan bahwa yang tidak mempunyai kekuatan senjatalah untukmu.. (QS. Al-Anfal: 7)
Tetapi yang mengeluarkan kaum muslimin ke medan perang adalah Allah; Dia mengeluarkanmu dengan pengaturan-Nya yang tidak terlihat dan kelembutan-Nya yang halus..
Kata “يجادلونك” (membantahmu) punya isyarat yang deskriptif!
Jidal adalah upaya untuk mendebat atau membantah pendapat lawan bicaranya.
Mereka mendebat Nabi Shallallahu alaihi wa sallam sekalipun telah ada tanda-tanda kehendak dan pengaturan Ilahi!
Debat panas ini terjadi karena jiwa merasakan adanya bahaya:
“Seakan-akan mereka dihalau kepada kematian, sedang mereka melihat (sebab kematian itu)”. (al-Anfal: 6)
Ini merupakan kelemahan manusia, keterbatasan pengetahuannya, dan ketidaksukaannya terhadap perang disamping ketidaktahuannya tentang perkara ghaib.
Tetapi di balik apa yang mereka lihat itu ada kebaikan yang tidak mereka perkirakan:
Perang Badar yang menjadi “tikungan sejarah” yang mengubah peta kekuatan di Jazirah Arab dan bergulirnya kebaikan untuk mengubah peta dunia dan membuka celah-celah cahaya di dinding-dinding kegelapan.
Karena itu, seorang hamba harus menyerahkan urusannya kepada Tuhannya dan percaya kepada janji-Nya kepada orang-orang beriman.
Ia juga harus mengetahui bahwa apa yang ditetapkan Allah pasti terjadi dan apa yang tidak ditetapkan tidak akan terjadi.[ind]