BUKAN negeri tanpa ayah (bagian 5) dijelaskan oleh Randy Insyaha, motivator parenting dari Rumah Pintar Aisha yang merupakan kelanjutan dari tulisan sebelumnya berjudul sama.
Ayah itu harus dekat dengan anak-anaknya dan banyak melakukan sesuatu bersama-sama. Jika ayah dekat dengan anaknya, maka anaknya akan kagum, cinta, dan berbakti.
Anak laki-laki itu membutuhkan model yang baik dari ayahnya agar mereka tidak salah orientasi.
Anak yang dekat dengan ibu, akan belajar kasih sayang dan empati, sedangkan anak dekat dengan ayah akan belajar keberanian dan tanggung jawab.
Anak yang dekat dengan ayahnya, cenderung mampu mengambil keputusan dengan lebih baik dan memiliki keberanian serta kepercayaan diri yang lebih tinggi.
Negara akan hebat jika memiliki generasi yang hebat, generasi hebat itu dibentuk di keluarga dan ayahlah yang menjadi garda terdepan dalam mendidik generasi yang hebat itu.
Seorang ayah harus memiliki visi terhadap pengembangan anaknya, lalu berupaya mendidik dan membuat pola sehingga visi itu tercapai.
baca juga: Surat Luqman, Nasihat Ayah yang Bijak kepada Anaknya
Bukan Negeri Tanpa Ayah (5)
Ingat ya wahai Ayah, saat engkau gagal mendidik anak, engkau tidak bisa mengulang dan tidak bisa memutar waktu lagi.
Ayah, engkau harus menjadi seorang pembelajar. Kalau ayah tidak memiliki apapun lalu apa yang ayah berikan kepada anak? Jadi belajarlah.
Mulailah untuk menyadari bahwa pendidikan anak yang selama ini engkau lakukan itu salah, lalu buatlah keputusan untuk mengubah pola pengasuhan yang benar.
Mulailah dengan memperbanyak ilmu, wawasan, dan informasi tentang pengasuhan anak kemudian lakukan sedikit demi sedikit setiap hari hingga menjadi kebiasaan yang konsisten!
Syukuri setiap perbaikan walaupun itu kecil! Ayah yang baik harus belajar juga sebagai pendengar yang baik agar anak mau bicara dan terbuka.
Ayah juga harus belajar menjadi pembicara yang baik agar anak mau mendengar dan memahami apa yang diinginkan ayah.
Wahai Ayah, jadilah orang tua yang dikenang karena kebaikannya, kesabaran dan karena pengorbanan maka anakmu nanti akan mengingatmu atas segala kebaikanmu waktu itu.
Lalu mereka akan mendoakan dengan setulus-tulusnya doa dan doanya akan lebih tulus lagi saat dirimu telah tiada.
Kabar baiknya, doa seorang anak itu sangat mustajab dan sangat engkau harapkan saat dirimu di alam kubur nanti.
Ayah, maukah engkau dikejutkan dengan banyaknya pahala yang engkau dapatkan padahal engkau tidak melakukannya.
Maukah engkau dikagetkan dengan tingginya derajatmu kelak di surga. Hingga engkau menggeleng-gelengkan kepala, dan berkata: “ini tidak mungkin, aku tidak pernah melakukan ini semua”.
Engkaupun heran, semua yang engkau dapatkan ini dari mana? Padahal engkau sama sekali tidak melakukannya.
Lalu engkau bertanya kepada Allah, “Ya Allah darimana semua keagungan ini saya dapatkan, darimana derajat yang mulia dan agung ini saya peroleh”.
Allah menjawab “Semua itu dikirimkan oleh anakmu”. Masya Allah, seketika itu pula engkau terharu dan menangis, mensyukuri semuanya. Luar biasa ternyata kejutan yang luar biasa itu datang dari anakmu.
Wahai Ayah, semoga yang saya ceritakan tadi benar-benar terjadi.
Semoga kelak, engkau mendapatkan kiriman banyak sekali pahala dari anakmu, semoga atas tekad kuatmu, atas kesungguhanmu, atas komitmenmu mendidiknya dengan baik, menjadikannya anak yang sholeh dan bermanfaat bagi orang lain telah menjadikannya investasi kebaikan bagimu.
Semua kebaikan yang anak lakukan mengalir pahala yang besar kepada dirimu.
Kenangan-kenangan manis dan indah bersama, rasa syukur atas pendidikan yang telah engkau ajarkan kepadanya, dan rasa ingin yang kuat agar bisa masuk surga bersama ayah dan bundanya, mendorong mereka berjuang agar bisa masuk surga bersama ayah dan bundanya.
Anak-anakmu itu terus beribadah, beramal dengan diniatkan pahalanya untuk orang tuanya dan senantiasa memintakan ampunan atas dosa-dosamu kepada Allah Subhanahu wa taala.
Dan pada akhirnya, engkau bersama keluargamu berada pada puncak kebahagiaan tertinggi. Engkau masuk surga bersama keluargamu. Surga yang tertinggi surga firdaus.
Semua karena jerih payahmu dalam mendidiknya menjadi anak yang sholeh. Semua karena lelahmu mengasuhnya dengan baik sesuai tuntunan Allah dan Rasul-Nya.
Semua karena mereka beristighfar agar Allah mengampuni dosa-dosamu dan berdoa agar mereka bisa berkumpul kembali bersama Ayah dan Bundanya di surga.
“Sungguh, Allah benar-benar mengangkat derajat seorang hamba-Nya yang shalih di surga,” Maka ia pun bertanya: “Wahai Rabbku, bagaimana ini bisa terjadi?”
Allah menjawab: “Berkat istighfar anakmu bagi dirimu” (HR. Ahmad).
Semua belum terlambat wahai Ayah, masih ada sisa waktu. Semoga mimpi masuk surga sekeluarga benar-benar Allah kabulkan. Lakukanlah sekarang juga, jangan ditunda.[ind]