Sosok Muhammad Al Fatih. Dia adalah seorang pemimpin dari bani Utsmaniah. Dia adalah sang pembebas konstantinopel, benteng yang terkuat di dunia pada zaman itu. Engkau tahu, berapa usianya kala itu, usianya baru menginjak sekitar 21 tahun ketika ia membebaskan Konstantinopel.
Mari kita mengambil hikmah dari sosok pahlawan ini. Dimulai dari sabda Rasulullah. Rasulullah pernah bersabda “Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.” [H.R. Ahmad bin Hanbal Al-Musnad 4/335]. Itulah pujian yang disampaikan oleh Nabi kepada pemimpin penakluk Konstantinopel. Di masa kecilnya, Muhammad telah menyelesaikan hafalan Al Quran 30 juz, menguasai beberapa hadist, memahami ilmu fiqih, belajar matematika, ilmu falak, dan strategi perang. Dia juga menguasai beberapa bahasa. Di usia 21 tahun, ia telah lancar berbahasa Arab, Turki, Persia, Ibrani, Latin, dan Yunani. Apa yang bisa diambil pelajarannya dari cerita ini. Pelajarannya adalah bahwa untuk mencapai mimpi yang besar perlu memiliki kapasitas internal yang besar pula. Bahwa untuk menggapai visi yang besar perlu mengasah kualitas sehebat mungkin. Lihatlah Al Fatih, dari berbagai aspek diasah baik itu aspek ruhani, aspek kemampuan bahasa, aspek pengetahuan sampai aspek strategi perang. Hikmahnya, ketika engkau memiliki mimpi besar maka asahlah dirimu. Tingkatkan kualitasmu. Berjuanglah untuk meningkatkan kapasitas internalmu sehingga engkau layak menggapai mimpi itu. Hikmah yang lain, kualitas ruhiyah, mental, intelektual, dan fisik harus di bangun secara simultan. Semua itu dibangun. Jangan ada satu yang tercecer. Kapasitas internal itu dibangun sejak dari kecil.
Engkau tahu, bagaimana Muhammad Al Fatih menaklukkan Konstatinopel? Dia telah menghimpun pasukan yang berkualitas baik ruhani, strategi, dan fisik. Pasukannya berjumlah sekitar 250 ribu pasukan yang merupakan pasukan terbesar pada zaman itu. Tidak hanya itu, beliau membuat meriam yang terbesar pada zamannya. Meriam itu bernama meriam sultan. Ini berarti Muhammad Al Fatih memanfaatkan juga teknologi termodern. Ternyata, tidak cukup dengan kualitas pasukannya yang hebat baik fisik, strategi, maupun ruhaninya, namun ditambah dengan teknologi yang canggih pada zamannya. Penaklukan Konstantinopel memerlukan kreativitas dan keberanian memutuskan. Dua faktor itulah yang menjadi faktor yang terpenting dari sosok pemimpin. Semua kehebatan itu menjadi satu sehingga Konstantinopel dapat ditaklukkan dan sesuai dengan sabda Rasulullah bahwa itulah sosok pemimpin yang terbaik dan pasukan yang terbaik.
Jika saya simpulkan, untuk menjadi sosok pemimpin yang hebat dimulai dari menetapkan impian atau visi. Impian yang engkau tetapkan harus setinggi-tingginya. Dalam hal ini impian Muhammad Al Fatih adalah merealisasikan sabda Rasulullah untuk menaklukkan Konstantinopel. Impian Muhammad Al Fatih ini adalah impian yang sangat tinggi. Setelah impian ditetapkan, engkau harus berusaha untuk meningkatkan kapasitasmu, meningkatkan kualitasmu agar engkau menjadi pantas untuk menggapai impianmu itu. Pantaskan ruhiyahmu, intelektualitas, mental, dan fisikmu untuk mencapai impian itu. Engkau juga membutuhkan teknologi terkini untuk menggapai impianmu agar lebih mudah. Engkau juga harus pandai memilih kawan, pandai berteman dengan orang-orang hebat yang dapat membantumu meraih mimpi. Engkau juga butuh kecerdikan, butuh strategi yang jarang engkau dapatkan di bangku sekolah namun akan engkau dapatkan di universitas kehidupan. Engkau harus mempertahankan aspek ruhiyah agar Tuhanmu yang Maha Agung memberimu kemudahan menggapai mimpi itu. Terakhir, ketika mimpi itu telah engkau miliki, engkau harus membagi kepada orang lain. Jadilah orang yang bermanfaat dan diridhoi Tuhan Alam Semesta. Saya yakin engkau pasti bisa melakukannya.