KA’BAH, merupakan kiblat umat muslim di seluruh dunia. Sebuah bangunan yang di susun oleh Nabi Ibrahim dan anaknya Nabi Ismail itu menjadi titik pusat bagi umat muslim.
Namun tahukah kamu? Ternyata Ka’bah bukanlah kiblat pertama dan satu-satunya umat muslim untuk beribadah.
Baca juga: Penghancuran Ka’bah dan Terbitnya Matahari dari Barat
Ka’bah Bukan Kiblat Pertama Umat Muslim
Dalam sejarah disebutkan bahwa kiblat pertama umat muslim adalah Masjid Al-Aqsa di Palestina sebelum dipindahkan ke Ka’bah di Mekkah.
Menurut Dr. Muhammad Husain Mahasnah dalam buku Pengantar Studi Sejarah Peradaban Islam, ketika Rasulullah SAW dan para sahabat tinggal di Mekkah, mereka mengerjakan shalat dengan menghadap ke arah Masjid Al-Aqsa.
Setelah hijrah ke Madinah dan menerima perintah shalat lima waktu, Rasulullah SAW tetap menjadikan Masjid Al-Aqsa sebagai kiblat selama kurang lebih 17 bulan.
Tujuannya agar umat Muslim melakukan ibadah ke arah tempat yang suci dan bebas dari berbagai macam berhala maupun sesembahan.
Pada saat itu, Masjidil Haram masih dipenuhi ratusan berhala yang disembah orang-orang jahiliyah.
Rasulullah SAW menganggap bahwa ibadah shalat belum bisa dilaksanakan di tempat tersebut karena khawatir disalahartikan sebagai dukungan dan pengakuan terhadap berhala.
Pemindahan kiblat dari Masjid Al-Aqsa ke Masjidil Haram terjadi pada bulan Rajab tahun kedua Hijriyah atau Januari 624 Masehi.
Ketika itu, Rasulullah SAW tengah melaksanakan shalat Dzuhur di Masjid Bani Salamah dengan posisi menghadap ke arah Masjid Al-Aqsa.
Pada saat yang sama, Rasulullah SAW mendapat perintah dari Allah SWT agar memindahkan kiblat ke arah Masjidil Haram sebagaimana tertuang dalam surat Al-Baqarah ayat 144.
قَدْ نَرٰى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِى السَّمَاۤءِۚ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضٰىهَا ۖ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ ۗ وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوْا وُجُوْهَكُمْ شَطْرَهٗ ۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ لَيَعْلَمُوْنَ اَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَّبِّهِمْ ۗ وَمَا اللّٰهُ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُوْنَ
“Kami melihat wajahmu (Muhammad) sering menengadah ke langit, maka akan Kami palingkan engkau ke kiblat yang engkau senangi. Maka hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidilharam. Dan di mana saja engkau berada, hadapkanlah wajahmu ke arah itu. Dan sesungguhnya orang-orang yang diberi Kitab (Taurat dan Injil) tahu, bahwa (pemindahan kiblat) itu adalah kebenaran dari Tuhan mereka. Dan Allah tidak lengah terhadap apa yang mereka kerjakan.” (QS. Al-Baqarah: 144)
Turunnya ayat tersebut disambut bahagia oleh Rasulullah SAW, sebab arah kiblat umat Muslim sebelumnya sama dengan umat Yahudi, yang bisa menyebabkan konflik dan isu-isu keraguan bagi umat muslim. [MRR]
Sumber: kumparan.com