PEMERINTAH harus lebih realistis menyusun Rencana APBN 2024. Hal itu disampaikan oleh Dr. Anis Byarwati, Anggota Komisi XI Fraksi PKS dan Ketua Bidang Ekuin DPP PKS di Komplek DPR/MPR RI, Jumat (19/05/2023).
Anis menilai, ketidakpastian kondisi ekonomi global masi tinggi dan harga komoditas unggulan Indonesia di pasar internasional mulai melandai.
Namun, proyeksi ekonomi Indonesia di tahun 2024 perlu lebih realistis dan sesuai dengan kondisi yang ada.
Anis merespon penyampaian KEM PPKF dan RAPBN 2024 oleh Menteri Keuangan, Jumat, 19 Mei 2023, dalam Sidang Paripurna DPR RI, di Jakarta.
Dalam Pidato Menteri Keuangan tersebut, Pemerintah mengusulkan kisaran indikator ekonomi makro yang akan digunakan sebagai asumsi dasar penyusunan RAPBN Tahun Anggaran 2024.
Menkeu menyebutkan, pertumbuhan ekonomi diusulkan dalam rentang 5,3% hingga 5,7%.
Legislator perempuan dari FPKS tersebut menginngatkan pertumbuhan ekonomi nasional selama ini masih ditopang oleh hasil ekspor terhadap windfall harga komoditas unggulan yang tinggi.
“Proyeksi pertumbuhan ekonomi 2024 sangat optimis. Namun pemerintah perlu lebih realistis,” ujar Anis.
Baca Juga: Program Pengentasan Kemiskinan Pemerintah Dinilai Belum Efektif
Pemerintah Harus Lebih Realistis Menyusun Rencana APBN 2024
Berkaca pada pertumbuhan ekonomi Triwulan-I 2023, yaitu harga komoditas unggulan mulai menurun, di antaranya kelapa sawit, batu bara, minyak mentah dan gas alam.
Anis mengatakan, hal itu berdampak pada ekspor komoditas dan neraca perdagangan yang mengalami penurunan secara quarterly (q-to-q).
“Dibandingkan Q4-2022, ekonomi Indonesia pada Q1- 2023 terkontraksi sebesar 0,92% (q-to-q), walaupun masih tumbuh sebesar 5,03% (y-on-y)”, jelas Anis.
Pemerintah sangat optimis pertumbuhan ekonomi terus di atas 5% dalam enam kuartal berturut-turut. Laju inflasi dalam tren yang menurun, tercatat sebesar 4,33% (yoy) pada bulan April 2023.
Pertumbuhan ekonomi dan inflasi Indonesia merupakan salah satu yang terbaik di antara negara-negara G20 dan ASEAN.
Anggota Komisi XI juga menyampaikan trend pemulihan ekonomi global masih menghadapi sejumlah tantangan.
“PMI Manufaktur Global kembali terkontraksi di akhir Triwulan I 2023. Aktivitas manufaktur di hampir 60 persen negara G-20 dan ASEAN-6 juga masih mengalami kontraktif, pada angka 27,3 persen,” tambahnya.
Ia juga melanjutkan, bahkan beberapa lembaga internasional seperti IMF dan World Bank memprediksi pertumbuhan ekonomi global stagnan pada angka 2,7 hingga 3,0%.
“Sedangkan untuk perekonomian Indonesia tahun 2024, diprediksi berkisar antara 4,8% hingga 5,1%,” papar Anis.
Pembahasan KEM-PPKF dan RAPBN 2024 merupakan Pembicaraan Pendahuluan dalam merancang APBN 2024.
Oleh sebab itu, Pemerintah perlu fokus dan memiliki skala prioritas dalam merancang kebijakan APBN 2024 di tengah kondisi global yang masih tidak menentu.
Selain itu, kondisi dalam negeri akan memasuki periode transisi kekuasaan menuju Pemerintahan baru pada tahun 2024 nanti.
“APBN 2024 harus mampu menjawab tantangan yang tidak ringan, baik dari luar mapun dari dalam negeri sendiri,” ungkap Anis.
Oleh karena itu, ia mengatakan, perlunya menjaga sumber penerimaan dari sektor perpajakan yang mulai membaik dan terus ditingkatkan, serta memastikan spending better terlaksana dengan efektif dan konsisten.
“Selain itu, janji Pemerintah untuk menuntaskan stunting dan kemiskinan ekstrem akan terus kami kawal,” ungkap Anis.
Tahun 2024 Indonesia sedang memasuki puncak pelaksanaan demokrasi yaitu Pemilu Legislatif dan Presiden, tentu kita berharap pelaksanaanya dapat berjalan baik dan lancar.
“Agar tingkat kepercayaan publik dan dunia internasional semakin tinggi terhadap masa depan Indonesia yang lebih baik,” ujar Anis.
Anis berharap, situasi politik Indonesia pada tahun 2024 tetap stabil dan terkendali.
“Hasil Pemilu akan menjadi cerminan bagi kehendak rakyat untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik agar fundamental ekonomi Indonesia bisa tumbuh lebih kuat dan kokoh di masa yang akan datang,” tutup Anis.[ind]