SALAH satu cara agar mudah dalam memahami ilmu adalah dengan muzakarah. Ini merupakan tradisi para ulama salaf dalam mematangkan keilmuan dan menajamkan pemahaman.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Muzakarah bisa diartikan sebagai pengulangan pelajaran secara bersama-sama.
Baca Juga: Memahami Ilmu Tentang Allah
Cara agar Mudah Memahami Ilmu dengan Muzakarah
Disebutkan dalam sebuah bait syair,
فحياة العلم مذاكرته
“Hidupnya ilmu dengan muzakarah (kembali mengingatnya).”
Syaikh Al-‘Allamah Al-Utsaimin rahimahullah menjelaskan ada dua model mudzakarah,
Pertama, muzakarah sendiri (مذاكرة مع النفس) yaitu engkau duduk sendirian lalu mengingat kembali pembahasan ilmu yang sudah dipelajari kemudian menganalisis pendapat-pendapat para ulama dan menimbang mana lebih kuat.
Kedua, muzakarah bersama orang lain (مذاكرة مع الغير) yaitu dia memilih salah seorang penuntut ilmu guna membantunya menelaah ilmu dan memahaminya bersama-sama jika mampu, atau saling menyetorkan hafalan sehingga menguatkan daya ingatnya, terasah pemahamannya dan bertambah faedah ilmunya.
(Kitabul ‘Ilmi hlm. 165)
Tak heran dengan muzakarah Imam Ahmad bin Hanbal menghafal satu juta hadits berikut sanadnya.
Imam Abu Zur’ah Ar-Razi menghafal tiga ratus ribu hadits seperti menghafal surat Al-Ikhlash.
Imam Syu’bah bin Al-Hajjaj, Imam Sufyan Ats-Tsawri dan Imam Al-Bukhari dinobatkan sebagai “Amirul Mukminin fil Hadits”.
Imam Malik bin Anas digelari “Imam Daril Hijrah”.
Imam Asy-Syafii meraup ratusan faedah ilmiah dari sebuah hadits.
Demikian pula Imam Abu Hanifah serta para ulama yang lainnya rahimahumullah. [Cms]
https://t.me/manhajulhaq