MAKNA generasi Qurrata’ayun. Ilmu tidak saja mengisi kekosongan di kepala tapi yang terpenting sejauh mana ilmu itu bisa mengisi jiwa dan menambah keimanan. Inilah tolok ukurnya. Dan batasan ilmu tetap pada amalnya.
Orangtua seharusnya lebih banyak berpikir dalam menghadapi anak-anak yang menjelang remaja. Pikirannya yang jernih sering mengkritik bahkan pada bagian sepele tapi mendasar.
Misalnya mengatasi marah. Ketika orang tua mulai berbicara panjang lebar seumpama kereta 12 gerbong, lalu anak bilang, “Ibu tidak malu marah-marah seperti itu?”
Rasanya mau nyemplung ke kolam renang rasa es kelapa. Malu.
Tujuan utama parenting dalam islam adalah lahirnya generasi yang qurrata’ayun. Ada dua asal kata qurrata’ayun.
Qurra artinya sesuatu yang tetap, tidak goyang dan mantap. Orangtua yang tidak goyah dan mantap dalam mengambil jalan dan tujuan parenting akan menghasilkan generasi yang juga kokoh dan mantap.
Baca Juga: Mengenal Generasi Strawberry, Apakah Kamu Termasuk?
Makna Generasi Qurrata’ayun
Tidak usah panik atau khawatir berlebihan dengan perkembangan dunia dan negara seperti sekarang. Tetap istiqomah karena Allah yang paling tahu soal hamba-hamba-Nya.
Qurr juga berarti dingin, mata yang sejuk. Generasi yang menyejukkan mata orangtua dan keluarga yang tidak menyebabkan kesedihan pada kedua.
Ketika anak sudah mencapai qurrata’ayun atau bahkan ilmunya lebih dari orangtuanya, orangtua malah tidak siap menghadapi keshalihan dan kecerdasan anak.
Pendidikan anak sejatinya harus berbanding lurus dengan pendidikan orangtua.
Jangan sampai kejadian, anak sudah rajin shalat subuh di masjid, eh bapaknya masih ngucek-ngucek mata sambil bilang,
“Bapak subuh di rumah aja. Pulang malem dari kantor.”
Padahal kata ustaz, jangan sampai hartamu, pekerjaanmu, keluargamu membuatmu lalai dari berdzikir dan beribadah kepada Allah.
Yang menjadi kebahagiaan orangtua adalah saat anak-anaknya menjadi jalan hidayah bagi keluarganya.
Mari Ayah Bunda menyiapkan keshalihan diri untuk menyambut generasi shalih selanjutnya.[MAY/ind]