ChanelMuslim.com – Fakta bahwa pelajaran agama
Islam di sekolah, madrasah, pondok pesantren hingga perguruan tinggi masih seputar tauhid, fiqih, akhlak, tasawuf, tarikh dan bahasa Arab, menuntut pertanyaan apakah agama Islam mampu mengantarkan umatnya untuk menjadi pemimpin peradaban dunia, seperti yang disampaikan Prof. Imam Suprayogo di Simposium Nasional Epistemologi Islam dalam Perspektif Ilmu Pengetahuan Modern (21/11/2017).
Guru besar UIN Maulana Malik Ibrahim Malang ini mengungkapkan untuk mengembalikan kajian Islam berbasis Al Qur’an dan As Sunnah sebagai upaya melahirkan peradaban unggul dengan cara membangun mindset, yaitu umat Islam harus unggul dan terdepan, Al Qur’an dan Hadist Nabi harus dijadikan sumber utama kebesaran, ayat-ayat Kauniyah harus dikaji tanpa henti untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, Islam mengejarkan tentang kehidupan masa depan yang gemilang dan Islam memiliki sejarah bahwa pernah berhasil membangun peradaban unggul.
“Jika lembaga pendidikan Islam hanya menggali ilmu syariah, dakwah, adab dan tarbiyah sehingga pelajaran agama masih sekitar tauhid, fiqih, akhlak, tasawuf, tarikh dan bahasa Arab, apakah agama Islam mampu mengantarkan umatnya untuk menjadi pemimpin peradaban dunia? Kita perlu membangun 5 mindset sebagai upaya melahirkan peradaban unggul,” ucap Prof. Imam dihadapan peserta Simposium Nasional di Auditorium Arifin Panigoro Universitas Al Azhar Indonesia, Jakarta.
Prof. Imam mengatakan bahwa sejarah dunia mencatat bahwa Islam memegang tampuk kejayaan tatkala Islam tidak mendikotomikan ilmu pengetahuan dan agama serta tidak memisahkan dunia dan akhirat. Islam tidak cukup didekati dari perspektif syariah tetapi juga secara komprehensif. Karena pendidikan membawa misi pencerahan dan keberadaban.
Menurut Prof. Imam, umat Islam memiliki keutamaan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Hal tersebut tersampaikan dari bunyi ayat pertama yang turun yaitu Iqra’ yang berarti memahami dan meneliti. Lafaz pertama asmaul husna yaitu al Khaliq yang berarti pencipta dan pembaharu. Ditambah dengan tugas pertama risalah nabi adalah tilawah yang berarti membaca. Ketiga perangkat tersebut berguna unuk mengungkapkan pengetahuan yang ada di alam semesta.
“Maka iqra’, al khaliq, dan tilawah adalah piranti untuk mengungkapkan misteri alam semesta,” ujar Prof. Imam.
Diakhir pemaparannya Prof. Imam menekankan pentingnya penerapan Islam secara komprehensif dalam sebuah sistem pendidikan melalui diskusi yang lebih mendalam untuk mengembalikan kajian Islam berbasis Al Qur’an dan As Sunnah sebagai upaya melahirkan peradaban unggul. (Wnd)