NUR Alesha Ammara, namanya viral di media sosial karena wafat di tanah suci usai umroh bersama kedua orangtuanya.
Balita berumur 4 tahun itu seolah sudah merasakan perpisahan dengan kedua orangtuanya saat tiba di hotel sebelum melaksanakan umroh pada 5 Februari lalu.
Alesha yang bernama lengkap Nur Alesha Ammara Mohamad Amirul itu mengatakan tak mau kembali ke Malaysia setelah tiba di Mekkah.
“Terima kasih Mommy, terima kasih Ayah telah membelikan Nur Alesha ‘rumah’ baru. Alesha tidak ingin kembali, kan? Itu yang dikatakan anak saya kepada saya dan istri saya, Nur Ashwa Johalim,” ujar sang ayah, Mohammad Amirul Zulkafly (36).
Mohammad Amirul mengaku tidak memiliki firasat apapun terhadap kepergian anaknya.
“Awalnya kami tidak menyadari, setelah Nur Alesha dimakamkan, kami menyadari semua kata-katanya dan kebahagiaannya seperti tanda bahwa dia akan meninggalkan kami,” tambahnya.
Alesha juga sempat meminta dibelikan gamis putih saat di Mekkah.
“Saat di Mekkah, dia juga minta dibelikan jubah putih dan kami minta dia bersabar dan memakai baju itu di Madinah karena harus dicuci dulu,” ujarnya dikutip dari laman kosmo.com.my, (20/02/2023).
Mohamad Amirul yang juga seorang guru di Sabah mengatakan, keluarga berangkat ke Tanah Suci pada 4 Maret dan tanggal tersebut merupakan ulang tahun keempat Alesha.
“Hari dia dimakamkan adalah hari seharusnya keluarga kami kembali ke Malaysia, yaitu 15 Februari. Yang terjadi seolah-olah kita pergi ke Tanah Suci bukan hanya untuk beribadah, tapi untuk ‘menyuruh’ Nur Alesha menemui penciptanya juga,” ujarnya sambil berlinang air mata.
Baca Juga: Selebgram Transgender Malaysia Tuai Kontroversi Setelah Posting Foto Sedang Umroh
Balita Asal Malaysia, Nur Alesha Ammara, Wafat di Tanah Suci Usai Umroh Bersama Kedua Orangtuanya
Ditambahkannya, anaknya yang ramah dan periang itu mulai berubah sikap menjadi lebih manja saat tiba di Madinah dan mulai mengalami gangguan kesehatan setelah itu.
“Sebelumnya, almarhum dalam keadaan sehat dan ceria seperti biasanya. Keesokan harinya di Madinah, setelah ziarah ke Masjid Nabawi, kami pergi ke pemakaman Jannatul Baqi’, di sebelah masjid.
“Saat itulah Nur Alesha berubah sikap dan menjadi manja, dia tidak mau pergi sendiri dan meminta saya untuk menggendongnya. Sampai di hotel, dia mulai demam dan kami memberinya obat tetapi pada malam hari dia mulai menggigil dan hampir kejang sebelum kami mengirimnya ke rumah sakit,” ungkapnya.
Mohamad Amirul menggambarkan almarhum putrinya sangat beruntung karena perawatannya di rumah sakit dipermudah, bahkan sempat disemayamkan di Jannatul Baqi’.
“Alhamdulillah, urusan kami dimudahkan di seluruh rumah sakit meski Nur Alesha dipastikan tidak bisa diselamatkan di hari ketiga dirawat karena infeksi bakteri di otak, hingga pemakamannya selesai,” ujarnya.
Dari Madinah, Mohammad Amirul memilih pulang ke kampung halamannya di Perlis terlebih dahulu untuk menenangkan perasaan keluarganya sebelum kembali ke Sabah.
“Ingatlah bahwa kamu dapat menghindari perasaan kehilangan ini untuk sementara waktu, tetapi di Perlis tampaknya juga ada banyak hal tentang orang yang telah meninggal di sini.
“Rindu tak berujung, arwah ada di mana-mana. Sekarang, saya kangen pergi ke Madinah bukan hanya untuk menunaikan ibadah haji Nabi tapi juga untuk arwah anak saya. Begitulah tingginya ‘nilai’ Madinah bagi saya sekarang,” ungkap Amirul.
Ia berpesan kepada para orangtua agar senantiasa menjadikan waktu bersama anak adalah waktu yang sangat berharga.
“Ibu, perlakukan amanah (anak) Allah dengan baik dan setara. Jangan membeda-bedakan karena jika Tuhan mengambilnya, maka kita akan menyadari betapa ‘mahalnya’ mereka,” tutupnya.[ind]