KAMERA wartawan di tengah tragedi kemanusiaan. Melalui kamera wartawan, tragedi kemanusiaan ini Allah perlihatkan, supaya menjadi pelajaran.
“Saat hidup tak memberimu banyak senyuman, berikan ia sedikit gelitikan.” [Orhan Pamuk]
Quote menggelitik itu ditulis sastrawan Turki peraih Nobel Sastra, Orhan Pamuk, dalam bukunya “The Red Haired Woman” yang terbit pertama tahun 2016.
Tujuh tahun kemudian kata-kata itu menjadi sangat bermakna. Turki dan Suriah sedang dirundung duka tersebab gempa 7,8 yang mengguncang, Senin (6/2).
WHO memperkirakan jumlah korban bisa menembus angka 20.000, mengingat masih banyak yang belum berhasil dievakuasi.
Seorang ayah bernama Ahmad, dari desa Saraqib, Suriah, terlihat menciumi jasad cucunya yang masih bayi, yang baru ditemukan di bawah reruntuhan.
Dengan suara terbata, ia berkata pada reporter Aljazeera English yang merekam proses evakuasi itu, “Dia keluarga terakhir. Saya kehilangan 25 orang. Termasuk istri, anak-anak, cucu, orangtua, mertua, ipar, kakak, adik.”
Ironisnya, keluarga besar Ahmad berhasil lolos dari perang yang memporak-porandakan negerinya, namun akhirnya ajal menjemput mereka tersebab gempa.
“Kami berhasil menyelamatkan diri dari peperangan. Tapi takdir membawa saya kehilangan mereka di depan mata,” rintihnya pilu.
Uttiek M. Panji Astuti @uttiek.herlambang menulis pada Kamis (9/2/2023), kisah sedih lainnya yang tertangkap kamera wartawan Sydney Morning Herald adalah seorang ayah bernama Mesut Hancer.
Fotonya yang berjaket orange viral ke seluruh dunia. Ia terlihat menggenggam tangan putrinya, Imrak (15), yang sudah tak bernyawa.
Sorot matanya kosong, tubuhnya kedinginan, namun ia tak ingin meninggalkan putrinya sendirian.
Keluarga Hancer tinggal Kahramanmaras yang menjadi titik pusat gempa. Peristiwa nahas itu terjadi pukul 04.00 dini hari waktu setempat.
Saat semua keluarganya sedang tertidur lelap, sehingga tak ada yang bisa menyelamatkan diri.
Melalui kamera wartawan, tragedi kemanusiaan ini Allah perlihatkan, supaya menjadi pelajaran.[ind]
Baca Juga: Kesaksian Warga Muslim Xinjiang Uighur: Ada Kamera di Mana-mana
Kamera Wartawan di Tengah Tragedi Kemanusiaan
View this post on Instagram