SEKS merupakan salah satu bagian dari keharmonisan suami istri. Di dalamnya ada hak dan kewajiban.
Hubungan seksual merupakan kebutuhan hidup manusia dewasa. Islam melegalkan hubungan itu dalam ikatan suami istri.
Bahkan, jika sudah terikat dalam hubungan suami istri, seks bisa menjadi sedekah suami terhadap istri atau istri terhadap suami. Dan hal itu terdapat pahala.
Kebutuhan Rutin
Kebutuhan seks suami atau istri adalah kebutuhan rutin. Hal ini seperti makan, minum, istirahat, dan lainnya. Sebuah kebutuhan yang asasi dalam hidup manusia.
Jika kebutuhan ini terhambat, maka akan terjadi dampak atau ekses. Seperti halnya mengabaikan kebutuhan makan, minum, dan istirahat; maka mengabaikan kebutuhan seks pun bisa berdampak negatif.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Demi Dzat yang jiwaku berada di tanganNya, tidaklah seorang suami memanggil istrinya ke tempat tidurnya lalu si istri menolak ajakan suaminya, melainkan yang di langit (penduduk langit) murka pada istri tersebut sampai suaminya ridha kepadanya.” (HR. Muslim)
Begitu pun suami yang menyepelekan hubungan seks terhadap istri maka juga mendapatkan dosa. Kecuali keduanya memiliki uzur syar’i seperti sakit.
Berapa kali rutinitas yang dianjurkan? Para ulama menilainya sesuai kebutuhan masing-masing individu. Tapi, Imam Ghazali rahimahullah memberikan ancar-ancar batas maksimal. Yaitu, jangan lebih dari empat hari. Ada juga yang berpendapat, jangan lebih dari tiga hari.
Dampak Terhambatnya Kebutuhan Seks
Jika Islam sangat memperhatikan kebutuhan seksual suami istri sedemikian rupa, maka sudah pasti ada dampak jika hal itu diabaikan. Baik oleh suami maupun istri.
Antara lain, berkurangnya rasa cinta suami istri. Dan hal ini akan bisa memunculkan pertengkaran, bahkan perceraian suami istri.
Ada juga ekses lain yang tidak kalah beratnya. Yaitu, memunculkan penyaluran seksual secara curang. Antara lain selingkuh dan lainnya. Dan hal ini juga akan memunculkan kerusakan besar.
Karena itu, suami istri bisa memahami secara objektif, bukan subjektif, bahwa kebutuhan seksual pasangannya sangat penting, meskipun dirinya tidak merasa perlu.
Sehat dan Berkah
Selain bernilai sedekah, hubungan seks suami istri juga memunculkan kesehatan. Begitu banyak para ahli yang mengulas hal ini. Bahwa seks suami istri sangat menyehatkan untuk keduanya.
Bukan hanya kesehatan fisik, tapi juga jiwa. Suami atau istri yang tidak tersalurkan hasrat seksualnya akan merasa gelisah, gusar, gampang marah atau emosional, dan lainnya.
Jika hal ini disubsititusikan dalam kehidupan dengan anak-anak, maka dampaknya bisa sangat tidak baik. Anak-anak akan merasakan dampak dari suatu keburukan yang bukan wilayahnya.
Selain itu, hubungan seksual juga bisa melahirkan keberkahan. Yaitu, akan lahirnya generasi penerus suami istri, anak-anak yang soleh dan solehah yang akan memakmurkan bumi ini dengan kebaikan.
Jadi, jika Anda sedang merasa tidak perlu, bersedekahlah, karena ada pasangan Anda yang sedang perlu. Semoga di situ ada pahala dan keberkahan yang banyak. [Mh]