BAGI Sahabat Muslim yang ingin mengetahui kumpulan istilah populer psikologi, Media sosial bukan hanya digunakan sebagai sarana komunikasi. Banyak istilah yang muncul dan menjadi populer karena sering digunakan oleh pengguna di media sosial.
Perlu diketahui jika bahasa gaul dapat berasal dari berbagai jenis bahasa dan istilah. Salah satunya ialah berasal dari bahasa atau istilah psikologi populer.
Berikut istilah psikologi populer ini juga kerap digunakan masyarakat di media sosial.
Baca Juga : Yakin Kamu Baik-Baik Saja? Ini Nih Tanda-Tanda Kamu Depresi
Arti Kata Flexing
Melansir dari laman Tribunnews Jatim, kata flexing ini viral pertama kali lantaran milik Deddy Corbuzier.
Saat itu ia membedah makna kata flexing ini dengan Rhenald Kasali. Arti dari kata flexing ini adalah pamer.
Reynald mengatakan fenomena flexing ini memang sudah ada sejak dulu kala.
Melansir dari laman Kompas, flexing atau pamer ini dilakukan dengan berbagai macam tujuan.
Misalnya saja untuk menunjukkan status dan posisis sosial, menunjukkan kemampuan hingga menciptakan kesan dari orang lain.
Reynald mengatakan juga bahwa flexing ini sering dipakai guna strategi dalam pemasaran bisnis.
Arti Kata Ruminasi
jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia, ruminasi atau rumination berarti perenungan.
Melansir dari laman Heathline, ruminasi atau perenungan ialah perasaan dipenuhi dengan satu pikiran, atau serangkaian pikiran, yang terus berulang.
Proses terus memikirkan pikiran yang sama, yang cenderung sedih atau kelam, disebut perenungan atau ruminasi.
Kebiasaan ruminasi dapat berbahaya bagi kesehatan mental seseorang.
Hal ini dikarena dapat memperpanjang atau memperparah depresi serta merusak kemampuan seseorang untuk berpikir dan memproses emosi.
Ini juga dapat menyebabkan seseorang bisa merasa terisolasi dan pada kenyataannya dapat mendorong orang menjauh.
Menurut American Psychological Association, beberapa alasan umum untuk melakukan ruminasi meliputi:
a. Keyakinan bahwa dengan merenungkan, kamu akan mendapatkan wawasan tentang hidup atau masalah.
b. Memiliki riwayat trauma emosional atau fisik
c. Menghadapi stresor berkelanjutan yang tidak dapat dikendalikan
Ruminasi juga umum terjadi pada orang yang memiliki karakteristik kepribadian tertentu, yang meliputi perfeksionisme, neurotisisme, dan fokus berlebihan pada hubungan seseorang dengan orang lain.
Arti Kata Narsisistik
Psikiater dr Vivi Syarif mengatakan jika Narcicistic Personality Disorder atau NPD adalah gangguan kesehatan mental yang melekat pada kepribadian seseorang.
Melalui akun TikToknya, dr Vivi menceritakan jika seseorang yang terkena gangguan NPD akan merasa bahwa dirinya lebih dari pada orang lain.
Misalnya saja lebih baik dari status sosial, kekuatan prestasi, kekayaan dan lain sejenisnya.
Orang yang memiliki gangguan narsistik ini sangat butuh pengakuan dari orang lain.
Bahkan dikatakan oleh dr Vivi, jika pengakuan dan pengaguman ini menjadi kebutuhan dasar seorang NPD.
Melansir dari laman Mayo Clinic, orang yang memiliki gangguan narsistik memiliki rasa atas kepentingannya sendiri yang tinggi.
Mereka membutuhkan dan mencari terlalu banyak perhatian dan ingin orang mengagumi mereka.
Orang dengan gangguan ini mungkin tidak memiliki kemampuan untuk memahami atau peduli dengan perasaan orang lain.
Namun di balik topeng kepercayaan diri yang ekstrim ini, mereka tidak yakin dengan harga diri mereka dan mudah kecewa dengan kritik sekecil apa pun.
Gangguan kepribadian narsistik menyebabkan masalah di banyak bidang kehidupan, seperti hubungan, pekerjaan, sekolah, atau masalah keuangan.
Baca Juga : Pertolongan Pertama untuk Seseorang yang Mengalami Guncangan Mental
Arti Kata FOMO
FOMO merupakan suatu kecemasan yang terus menerus terjadi. FOMO membuat seseorang akan fokus pada aoa yang terjadi di luar diri seseorang.
Orang yang FOMO cenderung sering memeriksa feed media sosial agar tidak ketinggalam informasi sesuatu.
Dilansir dari laman Very Well Mind, Fomo merupakan singkatan dari Fear of Missing Out.
FOMO memiliki pengertian yaitu rasa takut ketinggalan yang mengacu pada perasaan atau persepsi tentang orang lain yang mempunyai hidup lebih indah.
FOMO bisa berlaku dalam banyak hal, tidak hanya tentang gaya hidup saja, tetapi juga kecerdasan dan perasaan seseorang.
Sehingga ketika melihat orang lain yang memiliki kapasitas lebih dalam hal tersebut, seseorang akan merasa kehilangan sesuatu yang besar dalam dirinya.
Dalam beberapa penelitian sosial, Fomo memiliki dampak yang tidak baik untuk perkembangan mental seseorang.
FOMO mempunyai dampak negatif yang lebih banyak dirasakan oleh seseorang.
Itulah beberapa istilah psikolog populer yang kerap digunakan masyarakat di media sosial saat ini.
[wmh]