TIDAK hanya murid yang harus memperhatikan etika saat menerima pelajaran dari seorang guru, namun guru juga harus menerapkan dalam dirinya etika mengajarkan ilmu kepada murid-muridnya.
Sebagai teladan tentu guru harus memiliki integritas sebagai pendidik dan pengajar bagi murid-muridnya. Tidak hanya sekedar menyampaikan ilmu namun penting untuk memperhatikan etika dan adab, karena tujuan ilmu adalah menghasilkan orang yang beretika dan beradab tidak hanya cerdas secara intelektual saja:
Baca Juga: Jakarta Islamic School Peringati Hari Guru Nasional
Etika Guru dalam Mengajarkan Ilmu Kepada Murid-Muridnya
1. Dalam kitab Adabul Alim wal Muta’allim disebutkan bahwa seorang guru harus mengutamakan ridha Allah subhanahu wa ta’ala dan tidak menjadikan keuntungan duniawi sebagai tujuan utama dalam menyampaikan ilmu.
Hal ini untuk menjaganya dari niat-niat buruk yang terjadi selama proses menyalurkan ilmu kepada murid-muridnya.
Segala kepentingan yang berada di luar koridor ridha Allah ini banyak diabaikan sehingga ada seorang guru yang menerima sogokan dari orang tua murid untuk memberikan keistimewaan pada anaknya di luar aturan yang benar, atau seorang guru yang melakukan kekerasan dan pelecehan kepada muridnya sendiri sebagaimana yang sedang banyak terjadi saat ini.
2. Guru hendaknya tidak menghalangi siapapun untuk belajar meskipun niat belajar sebagian murid masih belum benar.
Sebab, kebenaran niat dalam belajar masih bisa diupayakan seiring berjalannya waktu.
3. Mendidik para murid secara bertahap dan disesuaikan usia dan kemampuannya. Murid perlu diajarkan untuk memahami ilmu mulai dari dasarnya hingga ke tahap-tahap lanjutan untuk menjaga semangatnya menuntut ilmu.
Juga menghindari kesalahpahaman akibat pemahaman yang tidak lengkap karena penyampaian yang tidak runut dari sang guru.
Hal ini berfungsi sekaligus untuk guru itu sendiri agar tetap bisa memilih mana hal yang bisa disampaikan dan mana yang harus disimpan atau belum waktunya diajarkan.
4. Seorang guru hendaknya peduli terhadap keadaan murid-muridnya sebagaimana kepeduliannya terhadap dirinya dan anak-anak kandungannya sendiri.
Seperti, mempersiapkan hal-hal yang mereka butuhkan, perhatian dan sabar dalam menghadapi sifat-sifat bandel dan keras kepala mereka dengan tetap mengingatkannya ke arah yang lebih baik. Tidak ada dendam atau lepas tangan atas perilaku buruk mereka.
5. Menyampaikan dengan bahasa yang sederhana dan mudah agar dapat dipahami dengan baik oleh murid-muridnya.
Tidak mengedepankan egonya agar tampak luar biasa di hadapan para murid, padahal mereka tidak memahami maksud dari pengajarannya.
Hal in sama halnya ketika murid menanyakan poin-poin pelajaran yang tidak ia pahami, seorang guru hendaknya memberikan pemahaman yang bisa dimengerti dengan cara-cara yang dapat diterima oleh murid tersebut.
6. Bersungguh-sungguh memberikan penjelasan kepada murid-muridnya dengan beragama cara yang dapat dicerna dan menghidarkan mereka dari kebosanan. Bisa dengan cara memberikan games atau projek belajar sehingga mereka ikut terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.
Selama Hari Guru, semoga artikel ini dapat membangkitkan semangat dan gairah para guru untuk mengajarkan ilmu dengan adab dan etika yang baik. [Ln]