UJUNG hidup ini tidak ada yang pasti. Kemungkinan untuk berubah selalu saja terbuka. Masalahnya, berubah dari buruk ke baik, atau sebaliknya?
Hanya Allah subhanahu wata’ala yang tahu tentang akhir sesuatu. Manusia hanya mampu berikhtiar, perubahan harus ke yang baik dan bukan sebaliknya.
Karena itulah, para ulama selalu meminta doa agar bisa husnul khatimah. Ini sekaligus sebagai pelajaran bahwa sekaliber ulama pun tidak ada jaminan bahwa akhirnya akan baik.
Nabi shallallau ‘alaihi wasallam bersabda, ada seseorang di antara kalian yang beramal dengan amalan penghuni neraka, sehingga tidak ada jarak antara dirinya dengan neraka kecuali sehasta. Tapi, ketetapan Allah mendahuluinya dan melakukan amalan penghuni surga maka ia masuk surga.
Sebaliknya, ada seseorang di antara kalian yang beramal dengan amalan penghuni surga, sehingga tidak ada jarak antara dirinya dengan surga kecualil sehasta. Tapi, ketetapan Allah mendahuluinya dan melakukan amalan penghuni neraka maka ia masuk neraka.
Kalau orang yang sudah sangat soleh saja tidak merasa aman dengan kemungkinan perubahan buruk, apalagi dengan kita yang tergolong biasa-biasa saja.
Di sisi lain, tidak sepatutnya kita menilai bahwa seseorang yang buruk akan tetap buruk untuk selamanya. Karena boleh jadi Allah berkehendak lain dan orang itu berubah menjadi baik, bahkan sangat baik.
Hal itu pernah dialami seorang sahabat Rasulullah yang mulia, yaitu Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu. Mungkin orang umumnya akan menganggap bahwa Umar akan selamanya menjadi musuh Islam yang bengis.
Namun, Allah subhanahu wata’ala berkehendak lain. Umar bin Khaththab berubah drastis. Dan ia pun menjadi sahabat Rasul yang selalu setia kepada perjuangan Rasulullah hingga akhir hayatnya.
Yang mesti dijaga adalah baik sangka kepada Allah bahwa perubahan semoga ke arah yang baik. Orang yang dikenal buruk boleh jadi akan berubah menjadi baik.
Selain doa, ikhtiar yang sepatutnya dilakukan adalah selalu mengajak kepada perubahan yang baik. Mungkin perubahannya tidak spontan hari ini, tapi bertahap ke waktu yang akan datang.
Itulah yang selalu dilakukan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dalam setiap dakwahnya. Selain terus berikhtiar, Nabi selalu berdoa dan berbaik sangka bahwa suatu saat mereka yang buruk akan berubah menjadi baik.
Jadi, jangan memvonis orang lain bahwa ia tidak akan pernah berubah menjadi baik. Begitu pun terhadap diri sendiri. Jangan pernah merasa aman bahwa akhir tentang diri kita sudah pasti baik.
Allahummakhtim lana bihusnil khatimah. “Ya Allah, anugerahkan kami akhir yang baik.” [Mh]