CINTA itu ruh dari kebersamaan suami istri. Tanpa cinta, meski selalu bersama, segalanya serasa hampa.
Cerita cinta tentang suami istri laksana surga dunia. Apa saja yang dirasa menjadi begitu mempesona. Sejak dari awal perjalanan, hingga datang generasi cucu.
Namun begitu, ada tiga fakta tentang cinta yang kerap mewarnai perjalanan hidup suami istri. Tiga itu adalah:
Satu, Cinta tak Boleh Disembunyikan.
Buat mereka yang baru mengenal suami atau istri hanya di saat akan nikah, akan merasakan perasaan malu dan sungkan. Rasanya begitu malu untuk menyatakan cinta, meski sudah hidup serumah.
Jangan samakan cinta dengan dorongan seksual. Karena hal itu hanya sebagian dari ungkapan cinta. Masih banyak ungkapan cinta selain itu.
Jadi, meskipun hubungan suami istri sudah seperti biasanya, tapi untuk menyatakan cinta rasanya begitu berat. Boleh jadi dianggap melankolis, atau lainnya.
Nah, hal ini bisa dianggap sangat keliru. Karena meskipun sudah tinggal serumah dan sekamar, ungkapan cinta harus muncul kasat mata. Jangan disembunyikan.
Persis seperti seseorang yang menikmati sebuah makanan. Meskipun ia terlihat begitu lahap, tapi selama belum keluar kata-kata ‘lezat’ atau ‘enak banget’, apa yang dirasakannya tetap menjadi misteri bagi orang lain.
Pernah seorang istri yang sudah memiliki tiga anak, masih ragu apakah suaminya benar-benar mencintainya atau tidak. Ketika ditanya, kenapa ragu? Sang istri mengatakan, “Saya belum mendengar ia mengatakan cinta!”
Dua, Cinta butuh Perawatan.
Meski hanya sebuah rasa, cinta juga butuh perawatan. Seperti halnya tanaman yang butuh pupuk dan pagar, cinta pun butuh serupa itu.
Karena dalam sebuah perjalanan panjang, angin bisa mengubah posisi, hujan bisa membekukan suasana, dan lelah pun bisa menjadikan yang banyak seperti sedikit.
Inilah sebuah kenyataan bahwa kita memang bukan robot. Bahkan robot pun butuh perawatan.
Tujuan perawatan agar cinta tetap terasa segar seperti bunga anggrek yang tampil mempesona untuk jangka lama.
Pernahkah melihat seorang nenek yang menampakkan manja dengan sang kakek, itulah salah satu wujud segarnya cinta di antara mereka.
Tiga, Cinta Bisa Pasang Surut.
Dunia ini memang banyak keadaan konstan. Seperti, jadwal bumi mengelilingi matahari sehingga waktu shalat tak berubah sepanjang masa. Begitu pun dengan suhu bumi yang didampakkan dari matahari.
Namun begitu, perasaan cinta adakalanya pasang dan adakalanya surut. Pasang surut itu bisa mengikuti keadaan hati masing-masing suami istri.
Karena itu, suami istri harus memiliki alarm kepekaan untuk merasakan batas minimal volume cinta. Kalau abai, akibatnya bisa fatal.
Pernahkah ada perasaan kalau pria lain lebih baik dari sososk suami. Atau, pernahkah ada lintasan kalau wanita lain lebih mempesona dari istri.
Nah, itu pertanda kalau volume cinta sudah berada di garis bawah. Harus segera diisi dan disegarkan lagi. Hati-hati dengan ungkapan: rumput sebelah selalu terlihat lebih indah.
Jangan pernah salahkan pihak lain kalau ada surut di antara aku dan dia. Kitalah yang harusnya lebih bersemangat bahwa aku dan dia selalu bersama cinta. [Mh]