TANTANGAN dakwah Rasulullah pada periode Mekkah tidak hanya datang dari luar, namun ada pula tantangan internal yang menjadi perhatian Rasulullah, di antaranya:
Koordinasi dan Manajemen Dakwah Internal
Ketika Rasulullah berdakwah keluar kepada tokoh-tokoh besar Quraisy, beliau juga tetap harus mendidik dan mengajarkan para sahabat yang baru masuk Islam, sebagaimana disampaikan oleh Ustaz Asep Sobari, pendiri Siroh Community Indonesia.
Namun, dakwah kepada para sahabat ini tidak bisa dilakukan secara terbuka untuk melindungi identitas mereka, jika tidak, orang-orang Quraisy akan menyiksa mereka.
Baca Juga: Dukungan Keluarga Rasulullah Selama Dakwah Periode Mekkah
3 Tantangan Internal Dakwah Rasulullah di Mekkah
Keberadaan Golongan Lemah
Posisi golongan lemah di antara para sahabat terdiri dari golongan budak dan golongan maula (pelayan) yaitu orang-orang yang umumnya berlatar belakang budak dan telah dimerdekakan.
Budak dan mawali (jamak dari maula) di Mekkah jumlahnya besar karena para penduduk Mekkah adalah para pedagang. Roda ekonomi Mekkah ditentukan oleh perdagangan.
Akan dipandang asing jika ada penduduk Mekkah yang tidak berprofesi sebagai pedagang.
Perdagangan yang dilakukan oleh orang-orang Quraisy sering kali membutuhkan tenaga manusia yang cukup banyak, karena perdagangan tidak hanya di dalam kota Mekkah saja bahkan melintasi negara.
Di sinilah keberadaan budak dan mawali dimanfaatkan oleh para pedagang ini. Tak jarang mereka mengalami siksaan, dan tidak diberikan hak-haknya.
Inilah yang menjadi concert Rasulullah, sehingga salah satu tujuan dakwah ke Habasyah adalah untuk melindungi golongan-golongan lemah.
Tantangan Ekonomi
Dakwah Rasulullah membutuhkan anggaran operasional, oleh karena itu perjalanan dakwah Rasulullah bersentuhan dengan isu ekonomi.
Menurut Ustaz Asep, tidak banyak sumber-sumber sirah nabawiyyah yang menyorot peran ekonomi dalam dakwah Rasulullah. Ini masih merupakan isu yang tercecer dan harus dihimpun.
Contohnya isu militer, informasi tentang kemiliteran masa itu cukup memadai. Namun tentunya ini tidak bisa terlaksana dengan baik tanpa bantuan kekuatan ekonomi.
Inilah yang menjadi salah satu bukti bahwa isu ekonomi pasti ada dalam perjalanan dakwah Rasulullah.
Selain itu, sahabat-sahabat Rasul yang lemah dan masih dalam belenggu perbudakan juga menjadi perhatian Rasul untuk memerdekakan mereka. Dibutuhkan dana untuk hal ini.
Itulah tiga di antara tantangan Rasulullah selama dakwa di Mekkah. Bagaimana cara Rasulullah menghadapi tantangan-tantangan ini? Nantikan artikel berikutnya. [Ln]