DALAM hikayat persilatan ada gambaran sosok Abu Syibrin. Ia merasa diri telah berilmu banyak tentang silat setelah belajar sejengkal hingga ia menantang banyak orang.
Belajar silat untuk bela diri boleh-boleh saja. Tapi kalau yang dipelajari baru satu dua jurus jangan coba-coba nantang duel banyak orang akibatnya bisa fatal.
Baca Juga: Membuat Jurnal Dapat Membantu Anak Sukses Belajar
Merasa Diri Berilmu Setelah Belajar Sejengkal
Syaikh Al-‘Allamah Bakr Abu Zaid mengingatkan, “Waspadalah jangan engkau menjadi Abu Syibrin! Telah dihikayatkan,
العلم ثلاثة أشبار من دخل في الشبر الأول تكبر ومن دخل في الشبر الثانى تواضع ومن دخل في الشبر الثالث علم أنه ما يعلم
“Ilmu itu ada tiga syibr (jengkal) siapa yang masuk jengkal pertama maka ia menjadi sombong, siapa yang masuk jengkal kedua dia menjadi tawadhu’ (rendah hati), dan siapa yang masuk jengkal ketiga maka dia menyadari bahwa dirinya lebih banyak tidak tahunya.”
(Hilyah Tholibil ‘Ilmi halaman 79)
“Abu Syibrin” adalah perumpamaan yang baru belajar sejengkal ilmu lalu menyangka dirinya berilmu, kemudian berfatwa, mendebat, menuduh siapa saja yang menyelisihinya hanya dengan modal sejengkal ilmu yang dimilikinya.
Perbuatan seperti itu muncul karena ujub (bangga diri) dan ada yang tidak benar dari niatnya dalam belajar. Sehingga keberadaannya hanya menimbulkan kegaduhan dan percekcokan. Wallaahul musta’aan. [Ln/Manhajul Haq]