MENDAPAT dukungan keluarga adalah salah satu strategi Rasulullah selama periode dakwah Mekkah. Terutama saat dakwah yang ia jalankan menghadapi benturan.
Periode dakwah di Mekkah berjalan selama 10 tahun termasuk tiga tahun dakwah secara terbatas.
Selama dakwah di Mekkah, puluhan sahabat Rasul telah masuk Islam. Keberadaan mereka ini menjadi tantangan tersediri, di tengah penolakan masyarakat Quraisy terhadap dakwah beliau.
Para sahabat ini perlu dibimbing, diajarkan, dirawat serta dikembangkan sebagai benih terbentuknya umat Islam sebagai entitas yang memiliki sistem masyarakat tersendiri.
Periode dakwah Mekkah ini belum terbentuk sistem masyarakat sendiri bagi orang-orang Islam, mereka baru menjalankan Islam dalam tataran individu saja.
Rasulullah yang cerdas, inspiratif dan kreatif, melihat situasi ini bukan sesuatu yang prioritas saat itu. Misi untuk membentuk masyarakat Islam sebagai entitas sosial bukan menjadi target di periode Mekkah.
Keputusan ini dibuat bukan tanpa alasan. Melihat kondisi Mekkah yang didominasi untuk kaum Quraisy jahiliyyah menjadi berbahaya untuk orang-orang Islam secara terang membantuk entitas tersendiri.
Baca Juga: Perjuangan Dakwah Dibangun atas Kesatuan Fikiran, Hati, dan Jasmani
Dukungan Keluarga Rasulullah Selama Dakwah Periode Mekkah
Ustaz Asep Sobari, pendiri Sirah Community Indonesia mengatakan bahwa dalam menghadapi tantangan penolakan Quraisy atas dakwahnya ini, beliau memanfaatkan sistem sosial masyarakat saat itu berupa dukungan keluarga.
Bagi masyarakat Arab, individu dalam keluarga harus dilindungi sebagai bentuk kehormatan untuk semua anggota keluarga.
Fanitisme keluarga adalah isu yang sangat krusial melebihi isu apapun. Perbedaan keyakinan tidak lebih tinggi daripadah hubungan keluarga.
Rasulullah mengumpulkan 40 pamannya untuk mengajak dan mendukung dakwahnya.
Belum ada satupun dari paman-paman beliau yang masuk Islam saat itu sehingga semua menolak ajakan beliau kepada Islam.
Hamzah adalah paman rasul yang masuk Islam tiga tahun setelah jamuan makan ini. Adapula Abbas masuk Islam yang lebih belakangan daripada Hamzah.
Namun penolakan mereka terhadap ajaran Islam bukan berarti mereka tidak mendukung apa yang dilakukan Rasulullah.
Bani Hasyim adalah yang mula-mula memberikan dukungan atas dakwah beliau, diikuti oleh saudaranya, Bani Muththalib.
Kedua keluarga ini memberikan dukungan yang solid atas dakwah Rasul dibawah komando pamannya, Abu Thalib.
Demikian pula Bani Naufal yang juga cenderung memberikan dukungan meskipun lebih memberi jarak.
Abu Thalib juga sempat menyatakan dukungan tersebut, kurang lebih seperti ini yang dikatakan oleh Abu Thalib,
“Aku belum bisa melepas keyakinan keluarga Abdul Muththalib. Tapi tentang rencanamu dalam berdakwah aku garansi sebagai keluarga. Aku dan keluargamu akan sepenuhnya mendukungmu.”
Oleh karena itu dalam keluarganya, Nabi Muhammad tidak mendapatkan penentangan yang berarti kecuali dari dua pamannya saja yaitu Abu Lahab dan Abu Sufyan Ibnul Harits.
Keduanya, Abu Lahab dan Abu Sufyan, tidak berhasil mengembangkan penentangan yang ada di dalam keluarga Nabi Muhammad.
Demikian salah satu strategi Rasulullah dalam mengatasi tantangan dakwah selama periode Mekkah. [Ln]