Orang-orang Quraisy masih terus bernafsu menangkap dan membunuh Rasululah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan Abu Bakar yang berhasil lolos pergi hijrah menuju Yastrib. Suraqah bin Malik salah satunya.
Kaum Quraisy sangat marah karena tidak dapat menemukan nabi Muhammad dan Abu bakar. Mereka lalu berjanji akan memberikan hadiah 100 ekor unta bagi orang yang menemukan keduanya.
Suraqah tertarik dengan iming-iming hadiah tersebut. Ia pun bertekad mengejar Rasulullah dan Abu bakar. Suraqah terkenal sebagai pencari jejak yang ulung.
Baca Juga: Rasulullah Menangis Mendengar Bacaan Al-Quran
Suraqah bin Malik, dari Berniat Membunuh Rasul hingga Membantunya
Jika Suraqah telah menaiki kuda dan melacak jejak, dapat dipastikan tak seorangpun dapat lolos darinya. Suraqah segera bersiap untuk mengejar nabi dan Abu bakar. Ia meminta budak wanitanya mengeluarkan kuda yang berada di belakang bukit.
Suraqah lalu masuk ke dalam rumah untuk mengambil tombak dan langsung keluar dari belakang rumah. Suraqah segera menaiki kudanya dan memacunya menuju Yastrib.
Tak lama ia sudah menemukan jejak unta yang ditunggangi Rasulullah dan Abu bakar.
Semangatnya kian membara. Ia terus memacu kudanya. Debu-debu beterbangan, menggumpal dan membumbung ke langit.
Kian lama Suraqah bertambah dekat dengan buruannya. Derap kuda Suraqah terdengar oleh Abu Bakar. Kepanikan terlihat di wajah Abu Bakar. Jarak Suraqah dan keduanya semakin dekat hingga suraqah bisa mendengar lantunan ayat-ayat Al-Quran yang dibaca Rasulullah.
Abu Bakar bertambah panik. Nabi melihat apa yang terjadi pada diri sahabatnya itu. Beliau meminta Abu Bakar tenang.
“Allah bersama kita,” kata Rasulullah.
Suraqah telah berada tepat di belakang Nabi dan Abu Bakar. Ia telah siap menusukkan tombaknya ke tubuh Rasulullah. Suasana mencekam. Namun nabi Muhammad terlihat tenang.
Beliau tatap Suraqah dengan sorot mata tajam. Tiba-tiba sesuatu yang aneh terjadi.
Kaki kuda Suraqah terbenam ke dalam pasir. Suraqah terkejut. Ia bingung bercampur marah. Sekuat tenaga ia keluarkan kaki kudanya dari dalam pasir. Setelah berhasil, ia kembali memacu kudanya mengejar Rasulullah dan Abu Bakar.
Kejadian serupa terjadi lagi. Kaki-kaki kuda Suraqah terbenam kembali ketika ia telah berada cukup dekat dengan Rasulullah.
Untuk kali kedua Suraqah berhasil mengatasinya. Dan ia pun kembali mengejar buruannya. Setelah cukup dekat, hal yang sama lagi-lagi terulang.
Suraqah tak habis pikir mengapa kaki-kaki kudanya kembali terperosok. Kali ini, meski telah berusaha sekuat tenaga, Suraqah tak mampu mengeluarkan kaki-kaki kudanya dari benaman pasir.
Keringat deras mengucur dari tubuh Suraqah dan kudanya. Ia kini sadar bahwa Muhammad adalah seorang nabi. Ia pun tak sungkan meminta pertolongan.
“Wahai Muhammad, mintalah tolong kepada Tuhanmu agar aku dapat keluar. Aku berjanji tidak akan menyentuhmu dan jika suatu hari nanti jika agama mau berkembang, aku akan menjadi salah satu pemeluknya.”
Permintaan itu dituruti nabi. Tak lama setelah beliau berdoa, Suraqah dan kudanya berhasil keluar dari benaman pasir. Suraqah sangat gembira. Ia mengucapkan terima kasih kepada Rasulullah.
“Sekarang perintahkan apa yang harus kulakukan. Aku akan mengerjakannya,” kata Suraqah.
“Segeralah engkau kembali ke kaummu dan cegahlah orang yang mengejarku,” ujar Rasulullah.
Suraqah segera pergi. Ia menemui orang-orang kafir Quraisy yang masih bernafsu mengejar nabi. Ia langsung meminta mereka untuk menghentikan pencarian.
“Sebaiknya kita kembali aku telah mencarinya kemana-mana tapi tak menemukannya kita cari di tempat lain saja,” kata dia.
Rasulullah dan Abu Bakarpun selamat dari kejaran musuh. [Ln]