Mengenal gejala kanker rongga mulut akan membuat kita lebih waspada. Selain itu, sebelum makin parah atau timbul masalah penyakit lainnya, kita bisa mendeteksi dengan lebih cepat.
Baca Juga: Waspadai Gejala Kanker pada Anak
Kenali Gejala Kanker Rongga Mulut
Mengutip data World Health Organization (WHO) tahun 2020, jumlah kasus kanker bibir dan rongga mulut di dunia menginjak angka lebih dari 377 ribu dengan jumlah kematian yang diakibatkan mencapai lebih dari 177 ribu jiwa.
Dokter Spesialis Bedah Mulut, drg. Didit Istadi, Sp.BM, menyampaikan gejala-gejala ini dalam talkshow ‘Painah & Paini: Deteksi Dini Kanker Rongga Mulut’ yang disiarkan melalui kanal Youtube Rumah Sakit Akademik UGM pada Selasa, (19/4).
Gejala pertama kanker rongga mulut adalah rasa perih yang dialami pada rongga mulut berlangsung lama. Berbeda dengan sariawan, rasa perih yang disebabkan sariawan dapat hilang dalam 2-3 hari.
Akan tetapi, rasa perih dari kanker rongga mulut tidak hilang dalam hanya beberapa hari saja.
Kedua, juga berbeda dari sariawan yang lukanya dapat hilang setelah 2 minggu, luka kanker rongga mulut tidak akan hilang dengan sendirinya.
Artinya, jika kita menemukan luka yang tidak sembuh setelah 2 minggu, kita dapat mencurigai hal tersebut sebagai kanker rongga mulut.
Ketiga, kanker rongga mulut mempunyai ciri tidak bisa diobati dengan obat-obatan biasa.
“Ciri khas yang ketiga adalah tidak bisa diobati dengan obat, tidak bisa diaobati dengan antibiotik, tidak bisa dikurangi sakitnya dengan pengurang sakit,” tutur drg. Didit Istadi.
Untuk mewaspai kanker rongga mulut tersebut, drg. Didit Istadi berharap kita dapat terus mengawasi dan mencurigai kejadian yang terjadi pada mulut kita.
Langsung konsultasi ke dokter jika menemukan kejanggalan. Di samping itu, guna mencegah dari penyakit tersebut, kita diharapkan untuk terus memperkuat sistem kekebalan tubuh dengan terus mengonsumsi makanan bergizi, olahraga, serta istirahat yang cukup.
“Saya ingatkan (untuk) harus sering ngaca, jadi tolong dilihat, tolong diraba, apa ada perubahan warna, ada sesuatu dirasakan, ada benjolan atau tidak.
Kemudian pas tidak puasa makanlah makanan yang bergizi, olahraga, serta istirahat cukup yang merupakan arah-arah ke menjaga kekebalan tubuh,” pungkas drg. Didit Istadi. [Cms]
Sumber: ugm.ac.id/Aji