Kebencian orang-orang kafir kepada Nabi Muhammad tiada henti. Tak hanya dikalangan laki-laki yang selalu mengganggu Nabi. Ummu Jamil, istri Abu Lahab juga turut berperan mengganggu dan memaki Nabi.
Suatu hari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tampak bersiap keluar rumah. Hari itu, Nabi akan pergi ke Ka’bah. Bertemu dengan Abu Bakar. Setelah pamit dengan Khadijah, Rasulullah bergegas menuju pintu rumah.
Wajahnya terkejut sesaat saat pintu terkuak. Tepat di depan rumahnya berserakan kotoran dan duri. Beliau tidak marah. Manusia pilihan itu tidak mengeluh dan memaki-maki.
Dengan lembut, Muhammad berkata, “Bagaimana perlakuan tetangga ini?”
Siapakah pelaku perbuatan tak pantas itu? Ia adalah Ummu Jamil. Ia menjadi salah satu orang yang tak kenal lelah meneror Rasulullah.
Baca Juga: Majelis OSCE Sahkan Resolusi yang Menangani Kebencian Anti Muslim
Kebencian Ummu Jamil Kepada Nabi
Pernah, suatu saat ia mencari Rasulullah dengan membawa batu besar di tangannya setelah mendengar ada ayat-ayat al-Quran yang mengisahkan tentang dirinya dan suaminya.
“Di mana Muhammad? Di mana Muhammad?,” Teriaknya kepada setiap orang yang ditemui sepanjang jalan.
“Muhammad ada di Ka’bah bersama Abu Bakar,” kata seseorang kepada Ummu Jamil.
Ia segera mengayunkan langkah menuju Ka’bah. Sorotan matanya tajam. Bara api amarah begitu menggelora di dalam jiwanya. Saat tiba di Ka’bah ia bertemu dengan Abu Bakar.
“Di mana sahabatmu itu?” kata Ummu Jamil dengan nafas terengah-engah. Abu Bakar heran mendengar pertanyaan itu. Apa yang terjadi pada diri orang ini? pikir Abu Bakar. Tidakkah wanita ini melihat bahwa nabi jelas-jelas sedang duduk di samping dirinya?
Belum sempat Abu Bakar menjawab, Ummu Jamil lantas berkata, “Dia membuat syair tentangku, aku pun bisa membuat syair tentangnya.”
“Yang tercela, kami menentangnya.. Perintahnya, kami abaikan.. Agamanya, kami benci..”
Syair itu membuat orang Quraisy memanggil nabi dengan sebutan ‘yang tercela.’ Para sahabat nabi sangat malu, tetapi beliau menenangkan mereka.
“Biarkanlah. Karena sesungguhnya yang mereka caci adalah yang tercela, sedangkan aku adalah Muhammad yang terpuji.”
Setelah Ummu Jamil berlalu Abu Bakar bertanya, “Wahai Rasulullah engkau melihat bahwa dia tidak dapat melihatmu?”
“Dia tidak dapat melihatku. Allah telah membutakan pandangannya,” jawab Rasulullah. [Ln]