ChanelMuslim.com – Acara Talkshow pada Hari Kartini 20 April 2017 diselenggarakan oleh Indonesian Fashion Chamber (IFC) Jakarta bekerjasama dengan Dewan Kerajinan Nasional Indonesia (Dekranas) dan Alun Alun Indonesia di Palalada Restaurant Grand Indonesia Mall Lt 3 dihadiri oleh Ketua Harian Dekranas, Erni Cahyo Kumolo; Taruna K Kusmayadi; Pincky Sudarman; beberapa kolega; desainer anggota IFC dan rekan-rekan media.
Talkshow yang dimoderatori oleh Pincky Sudarman selaku Presiden Direktur Alun Alun Indonesia, memaparkan makna ‘Wanita Kreatif dan Mandiri’ sebagai tema dari rangkaian acara talkshow, trunkshow dan pameran yang dilaksanakan selama 2 minggu dari tanggal 14-27 April 2017 di Alun Alun Grand Indonesia, West Mall Lantai 3.
Organisasi IFC terbentuk pada 16 Desember 2015 sebagai hasil inisiasi pengembangan dan pembangunan dunia fashion di Indonesia yang belakang sedang digencarkan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.
Terutama target Indonesia sebagai pusat fashion dunia tahun 2025 dan pusat fashion muslim tahun 2020 dengan mengoptimalkan kekuatan lokal. Selain sebagai wadah para desainer fashion, IFC juga mewadahi desainer aksesoris, sepatu, tas, tekstil dan pelaku industry lain yang terkait dalam dunia fashion.
Taruna selaku National Chairman IFC menjelaskan bahwa IFC telah memiliki sekitar 163 anggota dengan sebagian besar adalah perempuan yang memiliki usaha sendiri secara kreatif dan mandiri menjalankan usaha tersebut.
Sementara cabang IFC sudah tersebar dalam 12 cabang yaitu Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang, Yogyakarta, Denpasar, Banda Aceh, Medan, Padang, Makassar, Pontianak dan Malang.
Sebagai organisasi IFC melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak pemerintah dan swasta dalam upaya mengembangkan industri fashion nasional dan internasional.
Dalam Hari Kartini IFC berupaya memaknainya dengan menampilkan karya kreasi dari daerah.
Bersama dengan Dekranas dan Alun Alun Indonesia diharapkan terjadi sinergi antara pengrajin yang karya kainnya diinisiasi oleh Dekranas tersalurkan sesuai kebutuhan pasar dari para desainer.
“Tujuan lain dari acara ini adalah mempertemukan pengrajin dengan desainer sehingga pengrajin bisa tahu kebutuhan pasar dari desainernya. Maka terjadi sinergi keduanya,” kata Taruna.
Taruna menambahkan peran perempuan dalam industri fashion sangat diperlukan terutama kemampuan dalam mendesain busana, mengelola potensi seperti ketelitian, keterampilan dan kepedulian serta kekuatan perempuan sebagai endorser terpercaya baik melalui sosial media maupun blogger. Sehingga Kartini saat ini adalah perempuan-perempuan yang lebih tampil.
Hannie Hananto selaku Lokal Chairman Jakarta Chapter, memaparkan bahwa 16 dari 23 anggota IFC Jakarta adalah perempuan sehingga terlihat bahwa industry fashion memang industry kaum wanita yang kreatif dan mandiri.
Selain itu dengan adanya acara peringatan Hari Kartini ini mampu membantu memberi masukan kepada para desainer anggota IFC Jakarta untuk mengsinkronisasi kerajinan sebagai fashion icon dari Jakarta. Mengingat Jakarta tidak memiliki ciri khas seperti kain tenun atau kain ulos seperti daerah lainnya.
“Dengan adanya acara ini akan ada masukan untuk sinkronisasi kerajinan untuk Jakarta,” ujar Hannie.
Selanjutnya pemaparan dari Wignyo Rahadi, National Vice Chairman III Institution Relation terkait perkembangan fashion yang harus sejalan dengan perkembangan etnik. Sehingga tercipta busana etnik yang fungsinya sesuai kebutuhan aktifitas.
“Selain perkembangan fashion, etnik juga harus berkembang mengikuti perkembangan kebutuhan. Jadi tidak kehilangan etnik tetapi fungsinya sesuai dengan kebutuhan,” kata Wignyo.
Wignyo juga menambahkan adanya potensi besar dari daerah seperti pelatihan yang telah dilakukan oleh IFC di Sukabumi. Pelatihan menenun dilakukan pada ibu-ibu pembuat batu bata yang hasilnya kain tenun yang indah dan bernilai jual tinggi.
Selain itu Wignyo juga menyatakan bahwa IFC berkomitmen untuk mengangkat kerajinan dari setiap cabang IFC.
“Komitmen IFC mengangkat kerajinan pada tiap cabang IFC,” ujar Wignyo diakhir Talkshow. (Winda)