BERTEMU dan berkumpul di tanah suci Mekkah tentu jangan berharap seperti bertemu dengan keluarga atau orang sekampung. Inilah tempat semua bangsa yang Allah sebutkan dalam Al-Qur’an beragam.
Dan bagi kita untuk mengambil pelajaran dan hikmah, karena hanya ketakwaan yang berharga di mata Allah.
Baca Juga: Silih Berganti Seperti Pekan Ujian
Saat berada di Masjid Nabawi menunggu pintu Rawdah dibuka aku dicolek-colek dari belakang oleh beberapa akhwat. Entah dari negara mana. Aku diajak ngomong bahasa mereka.
Aku geleng-geleng bilang, “Diam ahh capek,” pakai bahasa aku.
Eh mereka malah ketawa-ketawa. Terus mereka menawarkan roti.
Aku bilang, “Nggak mau.”
Salah satu dari mereka bilang, “Kul kul…” sambil sedikit memaksa.
Akhirnya aku ambil separuh dan makan. Ternyata enak banget, nyesel juga nggak ngambil banyak. Lalu pas aku nengok ke arah tempat mereka tadi orangnya sudah tidak ada.
Silaturahmi itu lucu ya. Perbedaan bangsa dan bahasa tidak akan meyurutkan silaturahmi kala mengetahui kita berada di tempat yang sama dengan tujuan sama.
Catatan kecil Fifi P. Jubilea (4 Juni 2016)
“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaknya ia memuliakan tamunya, dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaknya ia menyambung tali silaturrahmi, dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaknya ia berkata baik atau diam.” (HR Bukhari)
Website: