ChanelMuslim.com- Bulan April tahun ini merupakan masa yang prihatin. Di hampir yang bersamaan, sejumlah kebutuhan pokok harganya naik fantastis.
Bulan April ini bisa dibilang sebagai bulan yang prihatin. Pasalnya, banyak kebutuhan pokok yang harganya melonjak.
Antara lain, minyak goreng kemasan 2 liter menjadi sekitar Rp 50 ribu yang sebelumnya di harga 30-an ribu. Bensin Pertamax yang kini sudah Rp 12.500 per liter yang sebelumnya Rp 9 ribu.
Jenis bensin Pertalite sebagai bahan bakar paling murah kini menjadi langka di pasaran. Dan terpaksa, konsumen akhirnya membeli jenis Pertamax.
Begitu pun dengan PPN atau pajak pertambahan nilai yang naik menjadi 11 persen yang sebelumnya 10 persen.
Padahal, masa pandemi belum dinyatakan berakhir. Artinya, ekonomi rakyat masih “lumpuh” karena aturan pembatasan selama dua tahun lebih.
Sudah jatuh tertimpa tangga, begitulah pribahasa yang kini sangat pas menggambarkan keadaan riil masyarakat kita.
Di sisi lain, bulan April bersamaan waktunya dengan Bulan Ramadan. Bukan hal baru kalau setiap Ramadan, tanpa ada kenaikan resmi pun, barang-barang naik dengan “alami”. Ditambah lagi dengan kenaikan resmi, maka beban rakyat sudah sangat berat.
Tulisan ini tidak sedang mengajak rakyat untuk marah. Tapi mengajak kita semua untuk merasakan keprihatinan yang dalam terhadap mereka yang lebih membutuhkan.
Bersamaan dengan Bulan Ramadan, boleh jadi, inilah saat yang paling tepat untuk bersedekah kepada kerabat, tetangga, dan lingkungan di sekitar tempat tinggal kita.
Namun, bukankah kita juga sedang sama-sama susah? Di sinilah menariknya ajaran Islam. Justru di saat susah, peluang pahala menjadi jauh lebih besar.
Seperti diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan. Bahwa, satu dirham nilainya bisa lebih tinggi dari seratus ribu dirham.
Para sahabat terheran, bagaimana mungkin bisa seperti, ya Rasulullah?
Nabi menjelaskan, ada orang yang hanya memiliki dua dirham, kemudian satu dirhamnya ia sedekahkan. Sementara, ada orang kaya yang bersedekah dengan seratus ribu dirham. Maka, nilai sedekah yang satu dirham jauh lebih baik dari yang seratus ribu dirham.
Di hadis lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah ditanya tentang sedekah yang paling utama. Nabi menjawab, “Sedekah dari orang yang serba kekurangan.” (HR. An-Nasai)
Sepertinya, inilah momen paling tepat untuk mengendalikan nafsu belanja, mengendalikan nafsu makan-makan yang wah. Hal ini dialokasikan untuk membantu saudara-saudara kita yang sangat kekurangan.
Bersedekah tidak harus dari orang kaya harta. Melainkan, dari orang yang kaya hati dan imannya. Meskipun hartanya sangat pas-pasan. [Mh]