ChanelMuslim.com – Bedanya bipolar dan kepribadian ganda. Hari Bipolar Sedunia yang diperingati setiap tanggal 30 Maret bisa jadi momen kita untuk memahami perbedaan dua hal tersebut. Bipolar adalah gangguan yang menyebabkan perubahan suasana hati.
Biasanya, perubahan yang terjadi merupakan perubahan yang besar. Misal, menjadi sangat gembira atau sangat putus asa. Oleh sebab itu, gangguan ini tidak jarang menyebabkan masalah bagi aktivitas sehari-hari.
Baca Juga: Mengenal Umay Shahab, Sutradara Film Kukira Kau Rumah
Hari Bipolar Sedunia, ini Bedanya dan Kepribadian Ganda
Namun, jangan sampai salah membedakan bipolar dengan kepribadian ganda. Masih banyak yang menganggap bahwa kedua hal tersebut merupakan satu gangguan yang sama.
Dikutip dari halodoc.com, dijelaskan bahwa pengidap bipolar tidak memiliki masalah terkait identitasnya. Dalam artian, seseorang yang mengalami gangguan tersebut tetap akan menjadi dirinya sendiri walaupun memiliki masalah dalam perubahan emosi.
Sementara itu, kepribadian ganda adalah gangguan ketika seseorang memiliki kepribadian lebih dari satu di dalam dirinya. Berbeda kepribadian, maka tentu saja berbeda perilaku, perasaan, dan pikirannya. Oleh sebab itu, pengidap akan mengalami gangguan pada identitas dirinya, ingatan, dan kesadaran.
Dikutip dari ciputramedicalcenter.com, ada beberapa gejala dan tanda-tanda gangguan bipolar. Contoh gejalanya adalah nafsu makan berkurang, penurunan berat badan, atau makan berlebihan dan penambahan berat badan.
Selain itu, menjadi kesulitan berkonsentrasi, mengingat, dan membuat keputusan. Cepat lelah, memiliki perasaan bersalah, merasa dirinya rendah, dan pesimisme.
Kemudian, bisa saja kehilangan minat atau kesenangan pada hobi dan aktivitas yang pernah dinikmati, gejala fisik seperti sakit kepala, gangguan pencernaan, dan nyeri kronis, suasana hati yang terus-menerus sedih, cemas, atau merasa kosong.
Sementara tanda-tandanya adalah pikiran terputus dan sangat cepat (kalap), keyakinan muluk, kegembiraan, kemarahan, dan berperilaku dengan tidak pantas. Terlihat juga dari peningkatan kecepatan atau volume bicara, dan kebutuhan tidur yang menurun.
Gejala serta tanda ini bisa muncul karena trauma masa lalu, seperti kehilangan orang tercinta, mengalami kekerasan fisik, dan sebagainya.
Begitu juga dengan penyebab kepribadian ganda bisa terjadi. Oleh sebab itu, pengidap seolah-olah menciptakan identitas baru agar bisa melupakan kejadian trauma-trauma seperti itu.
Hal yang perlu kita ingat adalah bipolar ini tidak terkait dengan lemahnya iman seseorang.
Jadi, para pengidap gangguan tersebut bukanlah seseorang yang harus kita jauhi atau dihakimi. Sebagai teman, sahabat, bahkan keluarga sudah seharusnya kita menjadi seseorang yang selalu mendukung mereka.
Menjadi pribadi yang bisa menenangkan mereka sehingga bisa mengontrol perubahan emosinya. Sahabat Muslim, semoga kita bisa lebih peduli terkait gangguan bipolar ini. Mari bersama-sama belajar untuk tidak mudah menghakimi orang lain dan menjadi pribadi yang lebih suportif. [Cms]