ChanelMuslim.com – Berdakwah adalah kewajiban bagi seluruh umat Islam, mengajak orang kepada kebaikan adalah dakwah. Caranyapun beragam, bergantung pada minat dan kecenderungan tiap orang. Namun yang pasti, ada prinsip-prinsip yangt tidak boleh berbeda. Ustadz Rikza Maulan, Lc., M.Ag menjelaskan sebuah hadits yang berkaitan dengan 5 pesan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada orang yang berdakwah, sebagai berikut:
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا بَعَثَ مُعَاذَ بْنَ جَبَلٍ إِلَى الْيَمَنِ قَالَ إِنَّكَ تَأْتِي قَوْمًا أَهْلَ كِتَابٍ فَادْعُهُمْ إِلَى شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنِّي رَسُولُ اللَّهِ فَإِنْ هُمْ أَطَاعُوكَ لِذَلِكَ فَأَعْلِمْهُمْ أَنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ افْتَرَضَ عَلَيْهِمْ خَمْسَ صَلَوَاتٍ فِي كُلِّ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ فَإِنْ أَطَاعُوا لِذَلِكَ فَأَعْلِمْهُمْ أَنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ افْتَرَضَ عَلَيْهِمْ صَدَقَةً فِي أَمْوَالِهِمْ تُؤْخَذُ مِنْ أَغْنِيَائِهِمْ وَتُرَدُّ فِي فُقَرَائِهِمْ فَإِنْ هُمْ أَطَاعُوكَ لِذَلِكَ فَإِيَّاكَ وَكَرَائِمَ أَمْوَالِهِمْ وَاتَّقِ دَعْوَةَ الْمَظْلُومِ فَإِنَّهَا لَيْسَ بَيْنَهَا وَبَيْنَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ حِجَابٌ (رواه احمد)
Dari Ibnu ‘Abbas ra berkata, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ketika mengutus Mu’adz bin Jabal ke Yaman beliau bersabda, “Sesungguhnya engkau akan mendatangi suatu kaum dari Ahli Kitab, maka (1) serulah mereka kepada syahadah tiada Ilah selain Allah dan aku adalah utusan Allah, (2) jika mereka mentaatimu dalam masalah ini, pahamkanlah mereka bahwasanya Allah telah mewajibkan kepada mereka lima kali shalat setiap hari dan malam. (3) Jika mereka telah mentaatimu maka pahamkanlah mereka bahwa Allah mewajibkan sedekah dalam harta mereka, engkau ambil dari orang-orang kaya mereka dan dikembalikan kepada orang-orang miskin mereka. (4) Jika mereka mentaatimu dalam masalah itu maka jauhilah kemuliaan harta mereka dan (5) takutlah terhadap doa orang teraniaya karena doa antara dia dengan Allah tidak ada penghalang apapun.” (HR. Ahmad)
Baca Juga: Sekilas Sejarah Bekam dan Pesan Nabi untuk Berbekam
5 Pesan Nabi Kepada Orang Yang Berdakwah
Takhrij Hadits:
1. Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hambal dalam Musnadnya, dalam Bidayati Musnad Abdullah bin Abbas, hadits no 1967.
2. Diriwayatkan juga oleh Imam Bukhari dalam Shahihnya, hadits no 1401, Imam Muslim dalam Shahihnya, hadits no 27, Imam Tirmidzi dalam Sunannya no 567, dsb.
Hikmah Hadits:
1. Urgensi adanya pembekalan kepada da’i atau orang yg akan berdakwah. Bahwa pembekalan berupa pemberian pesan-pesan penting akan menguatkan langkah bagi para juru dakwah. Hal ini sebagaimana Nabi Saw memberikan pembekalan berupa pesan-pesan khusus kepada Mu’adz bin Jabal, saat beliau akan diutus untuk Berdakwah kepada penduduk Yaman.
2. Setudaknya ada 5 pesan khusus yang disampaikan Rasulullah Saw kepada Mu’adz saat akan melepas beliau ke Yaman, yaitu sebagai berikut ;
(1). Pertama adalah pesan untuk menyeru dan mengajak mereka untuk bersyahadat La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah Saw. Mengajak mereka untuk menjadikan Allah Swt sebagai satu-satu nya Tuhan yg disembah, dengan meninggalkan segala bentuk sembahan lainnya, sekaligus mengimani bahwa Nabi Muhammad Saw sebagai rasul utusan Allah Swt.
(2). Jika mereka sudah mengikuti seruan tersebut, barulah mereka diajarkan untuk melaksanakan shalat yg 5 waktu. Karena shalat lima waktu merupakan kewajiban bagi setiap orang yang beriman kepada Allah Swt.
(3). Jika mereka sudah semakin teguh syahadatnya, dan telah mengerjakan shalat lima waktu dengan baik, maka mereka diajarkan adanya kewajiban untuk menunaikan zakat untuk membersihkan harta mereka sekaligus membantu orang fakir dan miskin diantara mereka. Karena prinsip zakat adalah “diambil dari orang-orang kaya diantara mereka dan disalurkan ke orang-orang miskin diantara mereka juga.”
(4). Jika mereka telah syahadat dengan baik, mengerjakan shalat dengan baik dan bahkan telah menunaikan zakat, maka Nabi Saw menasehati Mu’adz agar berhati-hati terhadap kemuliaan harta mereka. Dalam artian seorang juru dakwah tidak patut memiliki orientasi duniawi, misalnya meminta-minta atau mengharap-harap dari harta orang didakwahinya. Hal ini tabu bagi seorang yg berdakwah. kecuali mendapatkan yg memang menjadi haknya.