ChanelMuslim.com – Generasi Milenial seharusnya menjadi generasi Zero Waste. Dimana sampah adalah awal bencana itu bermula. Salah satu ide terbaik membuat mata para Milenial kota melek lingkungan adalah dengan mengajak mereka berkunjung ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Bantar Gebang Bekasi. Percayalah hati nurani akan tergerak untuk menerapkan hidup minim sampah.
Catatan perjalanan dari Sustainable Indonesia dalam Field Trip ke Bantar Gebang pada Februari 2019 lalu ini menginspirasi ChanelMuslim.com untuk menulis di Rubrik Wisata dengan judul “Semua Wajib Kunjungi Bantar Gebang”.
TPST (Tempat Pengolahan Sampah Terpadu) Bantar Gebang adalah tempat pembuangan sampah milik Pemprov DKI yang berada di wilayah Bekasi Jawa Barat.
Total lahan Bantar Gebang ini kurang lebih 110 hektar yang terbagi dalam 5 zona. Sudah beroperasi sejak tahun 1989. Setiap harinya 8000 ton sampah yang dihasilkan warga Jakarta dikirim ke Bantar Gebang dengan menggunakan truk-truk sampah.
Setiap harinya 400 truk hilir mudik mengantar sampah selama 24 jam. Saat ini volume sampah yang sudah berada di TPST mencapai 39 juta ton. Dengan ketinggian sudah mencapai 40 m. Kamu tahu bahwa kapasitas TPST Bantar Gebang hanya 49 juta ton. Hanya tersisa 10 juta ton.
Dari data-data diatas bisa kita hitung melalui matematika sederhana kita dapat menghitung masa hidup TPST ini adalah 3 tahun lagi. Bukan waktu yang lama kan?
3 tahun waktu yang singkat! Dengan asumsi setiap harinya produksi sampah tidak meningkat ya!
[gambar3]
Bagaimana caranya agar bisa memperpanjang usia Bantar Gebang ini? Ada 2 pilihan :
1. Mengurangi volume sampah yang dibuang di Bantar Gebang.
Ini bisa banget kita lakukan. Asal kita lakukan bersama-sama. Jelas dong kalau sendiri saja yang puasa sampah tapi temen sebelah kamu, teman kantor kamu, tetangga kamu masih saja produksi sampah. Tidak akan signifikan kurangnya.
Gerakan mengurangi sampah harus dilakukan bersama-sama, masif, berbondong-bondong! Teman-teman minimal dulu nih kita menyadari adanya masalah ini. Lalu mulai berpikir apa yang bisa kita lakukan. Lakukan segera, sekarang, dan bersama-sama.
2. Menambah lahan
Pilihan yang sangat egois. Kita enak-enak nyampah di Jakarta tapi yang menanggung langsung dampaknya adalah warga sekitar Bantar Gebang.
Coba kita pikir kalo opsi menambah lahan ini jadi prioritas. Terbayang dalam beberapa tahun lagi ada Bantar Gebang lainnya
Tahukah kalau dahulu kala Bantar Gebang ini sawah yang indah, kebun bambu yang teduh, hutan. Lalu kita sebagai warga Jakarta merusaknya. Kamu tega!.
Lakukan yang kita bisa. Ajak teman, keluarga, kerabat untuk mengurangi sampah. Dengan kapasitas yang terbatas jelas opsi buang sampah pada tempatnya sudah bukan pilihan lagi.
[gambar2]
Ini Alasan Kenapa Kita Harus Berkunjung ke Bantar Gebang dirangkum dari catatan field trip Sustainable Indonesia di akun Instagramnya @sustainableindonesia:
1. .Dengan datang kesana peserta dapat melihat bahwa sampahnya tidak kemana-mana, hanya menumpuk di Bantar Gebang saja.
2. Bantar Gebang membuat kita tidak nyaman, gelisah bahkan salah satu dari anak menangis ketika pertama kali kesana.
Realita yang membuat kita harus kian berpikir untuk lebih menerapkan minim sampah di kehidupan kita. Karena sampah terutama di wilayah Jabodetabek itu hanya berpindah dari rumah ke TPA.
3. Fieldtrip ke Bantar Gebang bukan hanya jalan-jalan lihat gunung sampah tapi perjalanan yang telah mengguncang jiwa dan membuat kita berkomitmen untuk mengubah prilaku kita, keluarga dan lingkungan.
4. Tidak hanya masalah lingkungan yang terjadi disana tapi juga masalah sosial.
Kedatangan kita ke Bantar Gebang akan membawa perubahan sangat besar dalam diri kita.
Dengan melihat langsung bukti perbuatan kita, menyium bau menyengat, mengobrol dengan orang-orang yang terkena imbasnya akan menjadi bahan bakar untuk membuat perubahan dalam diri dan lingkungan kita.
[gambar1]
Yuk ke Bantar Gebang. Jadwalkan bersama keluarga, sekolah atau komunitas menyaksikan betapa benar Firman Allah yang memerintah untuk memelihara lingkungan di QS Ar Rum 41-42:
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (kejalan yang benar).
Katakanlah (Muhammad), “Bepergianlah di bumi lalu lihatlah bagaimana kesudahan orang-orang dahulu. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah).” (42)
Semoga bermanfaat dan terima kasih Sustainable Indonesia telah membuka mata kami.
Sumber Artikel: IG @sustainableindonesia
[jwt]