ChanelMuslim.com – Ustaz, saya mau bertanya, bagaimana cara membuat peta dakwah sebuah daerah, apa saja komponennya? Ustaz Farid Nu’man Hasan menjelaskan hal ini sebagai berikut.
Ada beberapa hal yang perlu diketahui pada sebuah daerah..
1. Kebiasaan fiqih yang digunakan
Perhatikan nasihat Imam al Qarafi Rahimahullah ketika berkata:
فمهما تجدد في العرف اعتبره ومهما سقط أسقطه ولا تجمد على المسطور في الكتب طول عمرك بل إذا جاءك رجل من غير أهل إقليمك يستفتيك لا تجره على عرف بلدك واسأله عن عرف بلده وأجره عليه وأفته به دون عرف بلدك ودون المقرر في كتبك فهذا هو الحق الواضح والجمود على المنقولات أبدا ضلال في الدين وجهل بمقاصد علماء المسلمين والسلف الماضين
“Bagaimanapun yang baru dari adat istiadat perhatikanlah, dan yang sudah tidak berlaku lagi tinggalkanlah. Jangan kamu bersikap tekstual kaku pada tulisan di kitab saja sepanjang hayatmu.
Jika datang kepadamu seorang dari luar daerahmu untuk meminta fatwa kepadamu, janganlah kamu memberikan hukum kepadanya berdasarkan adat kebiasaan yang berlaku di daerahmu,
tanyailah dia tentang adat kebiasaan yang terjadi di daerahnya dan hargailah itu serta berfatwalah menurut itu, bukan berdasarkan adat kebiasaan di daerahmu dan yang tertulis dalam kitabmu.
Itulah sikap yang benar dan jelas.
“Sementara sikap selalu statis pada teks adalah suatu KESESATAN dalam agama dan KEBODOHAN tentang tujuan para ulama Islam dan generasi salaf pendahulu.” (Imam Al Qarrafi, Al Furuq, 1/1776-177)
Imam Ibnul Qayyim Rahimahullah, membuat pasal dalam kitabnya I’lamul Muwaqi’in, berbunyi:
في تغير الفتوى واختلافها يحسب تغير الأزمنة والأمكنة والأحوال والنيات والعوائد
“Pasal tentang perubahan fatwa dan perbedaannya yang disebabkan perubahan zaman, tempat, kondisi, niat, dan tradisi.”
Baca Juga: Berdakwah Sampai ke Pulau
Cara Membuat Peta Dakwah Sebuah Daerah
Lalu beliau berkata:
هذا فصل عظيم النفع جدا وقع بسبب الجهل به غلط عظيم على الشريعة أوجب من الحرج والمشقة وتكليف ما لا سبيل إليه ….
Ini adalah pasal yang sangat besar manfaatnya, yang jika bodoh terhadap pasal ini, maka akan terjadi kesalahan besar dalam syariat, mewajibkan sesuatu yang sulit dan berat, serta membebankan apa-apa yang tidak pantas dibebankan … ” (I’lamul Muwaqi’in, 3/3)
2. Kenali tokoh-tokoh di daerah tersebut
Baik tokoh agama (ulama dan da’i setempat), tokoh masyarakat, dan tokoh pemerintahan agar kita pandai menempatkan diri dan menempatkan mereka.
Aisyah Radhiallahu ‘Anha berkata:
أمرنا رسول الله صلى الله عليه وسلم أَنْ نُنْزِلَ الناسَ منازِلَهم
Kami diperintahkan Rasulullah saw untuk menempatkan manusia sesuai dengan posisi mereka. (HR. Muslim, secara mu’allaq)
3. Memahami penyakit sosial yang paling umum
Apakah judi, pergaulan bebas, sabung ayam, angka perceraian, khamr, lokalisasi, masjid sepi, kenakalan remaja, kesyirikan? Mengenali ini dalam rangka menyusun prioritas dakwah, apa dulu yang mesti benahi..
4. Pelajari bahasa dan budayanya
Dari Aisyah Radhiallahu ‘Anha:
أنَّها زَفَّتِ امْرَأَةً إلى رَجُلٍ مِنَ الأنْصارِ، فقالَ نَبِيُّ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ: يا عائِشَةُ، ما كانَ معكُمْ لَهْوٌ؟ فإنَّ الأنْصارَ يُعْجِبُهُمُ اللَّهْوُ.
Bahwa dia (Aisyah) menyerahkan seorang wanita untuk menikah dengan laki-laki Anshar (Madinah), maka Nabi saw bersabda:
“Wahai Aisyah, kenapa tidak ada hiburan? Karena orang-orang Anshar itu suka hiburan.” (HR. Bukhari no. 5162)
Dalam kisah ini terjadi pernikahan antara wanita muhajirin dengan laki-laki Anshar (Madinah). Hadits ini menunjukkan pengetahuan dan rasa hormat Rasulullah saw selaku tamu (orang Mekkah) terhadap tradisi orang Madinah yaitu al Lahwu: hiburan.
Memahami bahasa bukan hanya bisa berkomunikasi, tapi juga paham budaya bahasa, idiom, dll.
5. Kenali dan jalin hubungan dengan organisasi Islam yang ada dan paling dominan di situ
Demikian. Wallahu a’lam.[ind]