NIAT itu segalanya dalam ibadah. Sempurnakan niat ibadah umrah karena Allah subhanahu wata’ala.
Ibadah itu umumnya ada dua keadaan. Ada ibadah yang tak terlihat orang banyak. Seperti puasa, zikir, shalat sunnah, doa, dan lainnya.
Tapi, ada juga yang terlihat orang banyak. Salah satunya ibadah umrah. Biasanya, ibadah ini lebih besar godaan keikhlasannya.
Begitu banyak godaan keikhlasan di ibadah yang tergolong mahal ini. Antara lain, menunjukkan tingkat prestise seseorang. Orang yang bisa berumrah umumnya menunjukkan bahwa tingkat ekonominya lebih tinggi.
Dari sini saja, godaan pujian bisa bermacam-macam. Pujian bahwa ia orang kaya. Dan selanjutnya pujian bahwa meski kaya ia juga taat beribadah.
Umrah juga rawan disalahgunakan untuk menaikkan citra kesolehan seseorang. Bahwa orang yang bisa umrah tentu membutuhkan banyak pengorbanan. Mulai dari biaya juga waktu dan tenaga yang jauh berbeda dengan ibadah shalat misalnya.
Ketika jamaah umrah berfoto di depan Ka’bah, godaan itu kian memuncak. Di balik foto itu seolah ada pesan, “Lihatlah betapa solehnya kami, bisa berada di tempat yang mulia ini!”
Bahkan tidak sedikit yang akhirnya terjebak dalam permainan pencitraan demi tujuan duniawiah. Misalnya, ‘modal’ untuk menjadi tokoh publik, calon pemimpin umat, dan lainnya.
Segala niat duniawiah ini tentu akan merusak keikhlasan ibadah umrah. Boleh jadi target duniawiahnya didapat, tapi nilai keikhlasannya akan sirna.
Maha Benar Allah dalam firman-Nya, “Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah…” (QS. Al-Baqarah: 196)
Hiasi umrah kita dengan niat yang ikhlas, semata-mata karena Allah subhanahu wata’ala. Bukan karena yang lain. [Mh]