ChanelMuslim.com- Ramadan bisa menjadi ajang prestasi anak. Dimulai dari rumah, mereka dilatih untuk berlomba meraih pahala.
Rumah merupakan lingkungan pertama tumbuh kembang anak. Di momen bulan Ramadan, banyak hal yang bisa merangsang anak-anak untuk meraih prestasi luar biasa. Bahkan, melampaui orang dewasa.
Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma adalah salah satu dari sosok itu. Meski masih berusia sekitar sepuluh tahun, ia bisa qiyamul tiga kali dalam semalam. Caranya?
Ia terbiasa tidur lebih awal. Sekitar satu jam lebih tidur, ia bangun dan shalat. Kemudian tidur lagi. Dan bangun lagi untuk shalat. Begitu seterusnya hingga ia bisa qiyamul lail sebanyak tiga kali dalam semalam.
Begitu pun dengan putera-putera sahabat Nabi lainnya. Antara lain, Abdullah bin Amru bin ‘Ash radhiyallahu ‘anhuma. Yang juga tak kalah hebatnya adalah Abdullah bin Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhuma.
Mereka dikenal sebagai tiga remaja pilihan di masa Nabi. Tiga-tiganya bernama Abdullah. Ketiganya begitu dekat dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka belajar langsung dari Nabi. Dan, sudah terbiasa meneladani cara ibadah Nabi.
Jadi, berprestasi sejak kecil dalam ibadah bukan hal mustahil. Tergantung bagaimana ayah ibu merangsang semangat mereka. Dan itu dimulai dari rumah.
Berikut ini tips melatih anak berprestasi dalam ibadah di bulan Ramadan. Antara lain.
Bangun Jam Tiga Pagi
Bangun terlalu pagi boleh jadi siksaan buat anak-anak. Terlebih lagi usia sekolah dasar. Tapi, di waktu seperti inilah pembentukan karakter menjadi cukup efektif.
Mereka langsung mandi dan berwudhu. Setelah itu, shalat malam dua rakaat, dua rakaat. Sebelum jam empat pagi, mereka dibiasakan untuk istigfar, sebanyak mereka bisa atau menghafal ayat Al-Qur’an. Baru setelah itu, mereka diajak makan sahur bersama keluarga.
Tidur Lebih Awal
Modal dasar agar tidak banyak hambatan bisa bangun sepagi itu adalah tidak tidur terlalu malam. Diupayakan tidak sampai jam sepuluh malam. Dan, jangan biasakan ada tayangan televisi. Setidaknya di malam bulan Ramadan.
Selain televisi, ponsel juga cukup memberikan pengaruh untuk generasi sekarang. Paksakan, sebelum jam sepuluh, lampu sudah gelap dan mereka dipastikan tidur.
Ajak ke Masjid
Mengajak anak ke masjid, terutama yang laki-laki, baiknya setelah mereka masuk usia SD. Atau, saat mereka sudah bisa berdiam diri untuk mengikuti shalat jamaah.
Mungkin sebagian orang tua sudah mengajak anak yang masih balita. Tapi, cara ini dikhawatirkan akan mengganggu kekhusyukan jamaah masjid. Karena biasanya, di usia ini anak-anak masih sulit untuk berdiam diri.
Latih juga mereka untuk duduk berzikir selepas shalat berjamaah. Yaitu, dengan mengikuti bacaan imam. Meski awalnya belum lancar, pada saatnya, mereka akan fasih dan hafal dengan sendirinya.
Setoran Hafalan
Ketika banyak kegiatan luar terkurangi di bulan Ramadan, ada banyak waktu anak-anak di rumah. Dan ini bisa dioptimalkan dengan menambah hafalan Al-Qur’an mereka.
Berikan mereka pola kegiatan menghafal yang alami. Misalnya, mereka terbiasa menghafal saat bangun tidur, selepas shalat, atau waktu efektif lainnya.
Yang menjadi catatan utama dalam menghafal ini, anak-anak harus sudah bagus bacaan Al-Qur’annya. Karena apa yang mereka hafal, akan membekas lama hingga mereka dewasa.
Silakan berikan rangsangan atau reward atas prestasi yang akan mereka capai. Misalnya, dengan memberikan hadiah untuk jumlah setoran hafalan tertentu.
Masih banyak capaian lain yang bisa diraih sejak mereka kecil. Dengan catatan, semua perjalanan program ini harus didukung oleh keteladanan orang tua: ayah dan ibu. [Mh]