BARU-baru ini viral di media sosial tangkapan layar curhatan seorang ibu yang memiliki bayi berusia 54 hari dan telah meninggal usia diberi jamu oleh keluarganya. Bayi tersebut diberi jamu dari campuran daun kecipir dan kencur.
Ibu sang bayi mengaku telah menolak saran keluarga untuk memberikan jamu pada buah hatinya dan hendak memeriksakannya langsung ke dokter namun ia tidak diizinkan oleh keluarganya.
“Aku mau bawa ke dokter, tapi semua keluarga enggak ngizinin, katanya lebih baik pakai obat tradisional,” tulisnya
Belum diketahui secara pasti penyebab bayi itu meninggal. Sebagaimana dikutip dari CNNIndonesia.com, untuk memastikan penyebab kematian sang bayi perlu dilakukan autopsi,
“Kalau untuk memastikan penyebab meninggalnya karena jamu harus dilakukan autopsi dulu. Bisa saja disebabkan oleh penyakit dasarnya, namun ditunda berobat dan hanya diberikan jamu. Akibat ditunda berobat, kondisinya semakin buruk saat datang ke RS,” ujar Angga.
Baca Juga: Risiko Penggunaan Dot bagi Bayi
Bayi Meninggal Usai Diberi Jamu, Berikut Ketentuan Pemberian Jamu kepada Bayi
Meskipun penyebab kematiannya belum diketahui, para orangtua perlu berhati-hati terhadap asupan makanan yang masuk ke dalam tubuh bayi.
Disampaikan dr. Nitish Basant Adnani, BMedSc., MSc., bayi di bawah usia enam bulan tidak boleh diberikan jamu sama sekali.
“Pasalnya, bayi pada rentang usia tersebut hanya boleh menerima ASI eksklusif tanpa tambahan lain, sekalipun air putih,” kata dr. Nitish.
Jika bayi sakit, Bunda cukup memberikan ASI untuk membantu proses pemulihan si kecil. ASI adalah obat alami yang dapat membantu menjaga kesehatan bayi berusia di bawah enam bulan.
Sedangkan untuk bayi di atas usia enam bulan sebaiknya dikonsultasikan kepada dokter.
“Jamu yang hendak diberikan pada anak juga wajib terdaftar di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sehingga kualitasnya lebih terjamin,” kata dr. Nitish.
Nantinya, dokter bisa memeriksa bahan-bahan di dalam jamu yang aman dan berbahaya bagi kondisi anak. Pasalnya, sebagian besar jamu diracik menggunakan lebih dari satu bahan.
Beberapa bahan tertentu dinilai berbahaya bagi anak usia di atas 6 bulan. Misalnya, jamu dengan kandungan jahe dinilai bisa menimbulkan nyeri ulu hati. Hal ini terjadi ketika herbal tersebut diberikan dalam jumlah besar pada anak usia di bawah 6 tahun.
Bahan lainnya yang perlu diwaspadai adalah kunyit. Kunyit tidak dianjurkan untuk anak usia di bawah 12 tahun. Sebuah penelitian dalam jurnal Cureus, menemukan bahwa kunyit dapat mencegah penyerapan zat besi di usus. Anak pun berisiko mengalami anemia defisiensi besi, terlebih jika si kecil susah makan. [Ln]