ChanelMuslim.com – Pendidikan vokasi bisa jadi solusi dalam mengatasi masalah pengangguran. Alasannya adalah kurikulum pendidikan vokasi mengarahkan insan vokasi memiliki keterampilan untuk terjun ke sektor formal dan non formal.
Baca Juga: Sekolah Vokasi IPB Selenggarakan SV IPB Culture Week 2021
Pendidikan Vokasi jadi Solusi
Hal tersebut disampaikan oleh Staf Khusus Presiden, Billy Mambrasar, dalam webinar Program Bridging Course Vokasi sebagai Jembatan Karier Gemilang yang diselenggarakan oleh Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha Dunia Industri (Mitras DUDI), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Dilansir laman kemdikbud.go.id, Billy menyatakan bahwa mengacu pada statistik, lulusan SMA/SMK dan SMP adalah penyumbang terbanyak angka pengangguran di Indonesia.
Selain itu, hanya 11 persen generasi Y dan Z yang bisa mencapai tingkat pendidikan hingga jenjang sarjana (S1).
Penyebab masalah tersebut adalah ketersediaan akses untuk melanjutkan studi ke tingkat pendidikan tinggi.
Oleh sebab itu, vokasi bisa menjadi sousi. Namun, dinyatakan juga bahwa terdapat tiga tantangan yang harus dihadapi oleh pendidikan vokasi di Indonesia untuk menjadikan insan vokasi bernilai jual tinggi.
Tantangan pertama adalah demand driven, yaitu menyesuaikan pendidikan vokasi dengan kebutuhan industri.
Kedua, meningkatkan pendidikan vokasi yang kontekstual. Pendidikan vokasi harus disesuaikan dengan konteks potensi lokal.
Terakhir, revitalisasi kapasitas guru dan fasilitas sekolah untuk memampukan insan-insan vokasi menjadi wirausahawan.
Hal ini bisa menjawab kemungkinan lulusan pendidikan vokasi tidak bisa diserap oleh lapangan kerja sektor formal dan non formal.
Baca Juga: Kelompok Advokasi Muslim AS Desak Hilton Batalkan Proyek di Bekas Masjid Uighur
Menjawab Tantangan Secara Baik
Dari tantangan-tantangan di atas, Billy menilai pendidikan vokasi Indonesia mampu menjawab tantangan demand driven secara baik.
Contohnya, ia menyebut Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Sorong yang saat ini telah memiliki MoU dengan industri untuk menyerap lulusannya.
Sementara itu, CEO Bread Time, Wisnu Nugroho menuturkan, menuju bonus demografi pada 2045, insan vokasi Indonesia harus meningkatkan kemampuannya.
Seperti diketahui, saat ini tantangan yang dihadapi sangatlah berat, terlebih lagi sedang menghadapi pandemi. Oleh sebab itu, meningkatkan kemampuan menjadi salah satu jalan untuk bertahan. [Cms]