ChanelMuslim.com – Surat Al-Baqarah ayat 26 berisi tentang perumpamaan yang diberikan oleh Allah, yaitu berupa seekor nyamuk atau yang lebih kecil dari itu.
Respons orang kafir dan orang beriman berbeda. Ada yang dibiarkan sesat oleh Allah dan ada pula yang meyakini bahwa perumpaamaan itu kebenaran dari Allah.
Baca Juga: Asbabun Nuzul Surat Al-Baqarah Ayat 6 dan 7
Isi Surat Al-Baqarah Ayat 26
اِنَّ اللّٰهَ لَا يَسْتَحْـيٖۤ اَنْ يَّضْرِبَ مَثَلًا مَّا بَعُوْضَةً فَمَا فَوْقَهَا ؕ فَاَمَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا فَيَعْلَمُوْنَ اَنَّهُ الْحَـقُّ مِنْ رَّبِّهِمْ ۚ وَاَمَّا الَّذِيْنَ كَفَرُوْا فَيَقُوْلُوْنَ مَاذَآ اَرَادَ اللّٰهُ بِهٰذَا مَثَلًا ۘ يُضِلُّ بِهٖ كَثِيْرًا وَّيَهْدِيْ بِهٖ كَثِيْرًا ؕ وَمَا يُضِلُّ بِهٖۤ اِلَّا الْفٰسِقِيْنَ ۙ
“Sesungguhnya Allah tidak segan membuat perumpamaan seekor nyamuk atau yang lebih kecil dari itu.
Adapun orang-orang yang beriman, mereka tahu bahwa itu kebenaran dari Tuhan.
Namun, mereka yang kafir berkata, “Apa maksud Allah dengan perumpamaan ini?”
Dengan (perumpamaan) itu banyak orang yang dibiarkan-Nya sesat dan dengan itu banyak (pula) orang yang diberi-Nya petunjuk.
Akan tetapi, tidak ada yang Dia sesatkan dengan (perumpamaan) itu selain orang-orang fasik, [QS. Al-Baqarah: Ayat 26]
Dilansir channel telegram Tafsir Al-Qur’an yang mengambil sumber Syamil al-Qur’an, Qur’an Al-Hadi & Qur’an Qordoba, diriwayatkan oleh At-Tabari bahwa Allah menurunkan ayat ini sebagai bantahan atas anggapan dan perkataan segolongan orang kafir.
Mereka ingkar terhadap Al-Qur’an dengan mengatakan, “Allah malu menjadikan permisalan dengan sesuatu yang kecil dan remeh, sekecil lalat, semut, dan makhluk kecil lainnya.”
Sesungguhnya, hal itu tidak pantas untuk diucapkan mereka. (Lubabun Nuqul: 8)
Baca Juga: Penjelasan Surat Al Baqarah Ayat 1 dan 2
Perumpamaan Kehidupan Dunia
Menurut para sahabat, di antaranya Ibnu ‘Abbas dan Ibnu Mas’ud, ayat ini turun terkait ayat perumpamaan mereka seperti orang-orang yang menyalakan api atau seperti (orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit.
Hal ini mengibaratkan keimanan orang munafik dengan sekelebat cahaya api atau kilat.
Mendengar perumpamaan ini, orang-orang munafik mengejek, “Allah Mahatinggi, Mahagagah dibanding perumpamaan yang dibuat-Nya.”
Turunlah ayat ini yang menjelaskan bahwa Allah tidak malu dengan perumpamaan yang Dia buat.
Penafsiran lain dikemukakan Al-Rabi’ bin Anas.
Menurutnya, ayat ini adalah perumpamaan kehidupan dunia Karena nyamuk hidup ketika ia lapar.
Saat sudah gemuk, tiba-tiba ia mati. Demikianlah, kehidupan dunia, sebagaimana firman Allah.
“Maka ketika mereka telah lupa terhadap apa yang telah diperingatkan kepada mereka, Kami membuka pintu segala sesuatu (kesenangan dunia).
Ketika mereka berbahagia dengan apa yang telah mereka peroleh, Kami pun mencabutnya dengan seketika, sedang mereka bingung dan bersedih hati.”(QS. Al-An’am : 44)
[Cms]