KARTU Syahadat dijelaskan oleh Ustaz Iman Santoso, Lc. Apa yang dimaksud dengan kartu syahadat dan bagaimana kartu ini menjadi satu-satunya kartu yang dibutuhkan manusia di akhirat?
Kalau di dunia, manusia banyak memiliki kartu (bitoqoh) yang berfungsi untuk memudahkan hidup mereka, seperti kartu ATM, KTP, KK, Paspor, kartu tol, dll, maka di akhirat, ada satu kartu (bitoqoh) keselamatan yang sangat dibutuhkan setiap manusia, kartu itu adalah kartu Syahadat, sebagaimana disebutkan hadits Nabi saw.
Oleh karena itu, marilah kita jaga kartu itu dengan senantiasa membacanya, khususnya ketika sholat, baik sholat wajib 5 waktu, maupun sholat sunnah.
Bagi yang belum memiliki kartu tersebut, masih ada kesempatan untuk memilikinya sebelum wafat, dengan mengucapkan syahadat dengan penuh keyakinan.
Kartu ini bobotnya melebihi kartu-kartu yang lain, termasuk kartu dosa yang dilakukan manusia.
Kartu ini bisa disebut juga, KMS (Kartu Masuk Surga), setiap manusia tidak akan bisa masuk surga kecuali dia muslim dan punya Kartu Syahadat ini.
Allah Ta’ala berfirman:
{ وَمَن يَبۡتَغِ غَيۡرَ ٱلۡإِسۡلَٰمِ دِينٗا فَلَن يُقۡبَلَ مِنۡهُ وَهُوَ فِي ٱلۡأٓخِرَةِ مِنَ ٱلۡخَٰسِرِينَ }
“Dan barang siapa mencari agama selain Islam, dia tidak akan diterima, dan di akhirat dia termasuk orang yang rugi”. [Surat Ali ‘Imran: 85]
baca juga: Self Identity Lebih Penting dari Kartu Identitas
Kartu Syahadat, Satu-satunya Kartu yang Menyelamatkan Kita di Akhirat
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَا يَسْمَعُ بِي أَحَدٌ مِنْ هَذِهِ الْأُمَّةِ يَهُودِيٌّ وَلَا نَصْرَانِيٌّ ثُمَّ يَمُوتُ وَلَمْ يُؤْمِنْ بِالَّذِي أُرْسِلْتُ بِهِ إِلَّا كَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, bahwa beliau bersabda:
“Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidaklah seseorang dari umat ini baik Yahudi dan Nashrani mendengar tentangku, kemudian dia meninggal dan tidak beriman dengan agama yang aku diutus dengannya, kecuali dia pasti termasuk penghuni neraka.” (HR Muslim)
Sedangkan hadits Bitoqoh menceritakan seseorang yang memiliki catatan dosa sebanyak 99 kartu. Setiap catatan tersebut jika dibentangkan, maka sejauh mata memandang.
Namun ia punya kartu Syahadat (bitoqoh) ‘laa ilaha illallah’ sehingga ia bisa selamat dari siksa neraka.
Dari Abdullah bin Amr bin Ash radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يَسْتَخْلِصُ رَجُلًا مِنْ أُمَّتِي عَلَى رُءُوسِ الْخَلَائِقِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، فَيَنْشُرُ عَلَيْهِ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ سِجِلًّا، كُلُّ سِجِلٍّ مَدَّ الْبَصَرِ، ثُمَّ يَقُولُ لَهُ: أَتُنْكِرُ مِنْ هَذَا شَيْئًا؟ أَظَلَمَتْكَ كَتَبَتِي الْحَافِظُونَ؟ قَالَ: لَا، يَا رَبِّ، فَيَقُولُ: أَلَكَ عُذْرٌ، أَوْ حَسَنَةٌ؟ فَيُبْهَتُ الرَّجُلُ، فَيَقُولُ: لَا، يَا رَبِّ، فَيَقُولُ: بَلَى، إِنَّ لَكَ عِنْدَنَا حَسَنَةً وَاحِدَةً، لَا ظُلْمَ الْيَوْمَ عَلَيْكَ، فَتُخْرَجُ لَهُ بِطَاقَةٌ، فِيهَا أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، فَيَقُولُ: أَحْضِرُوهُ، فَيَقُولُ: يَا رَبِّ، مَا هَذِهِ الْبِطَاقَةُ مَعَ هَذِهِ السِّجِلَّاتِ؟ ! فَيُقَالُ: إِنَّكَ لَا تُظْلَمُ، قَالَ: فَتُوضَعُ السِّجِلَّاتُ فِي كَفَّةٍ، قَالَ: فَطَاشَتْ السِّجِلَّاتُ، وَثَقُلَتْ الْبِطَاقَةُ، وَلَا يَثْقُلُ شَيْءٌ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Sesungguhnya Allah ‘azza wa jalla akan membebaskan seseorang dari umatku di hadapan seluruh makhluk pada hari kiamat. Lalu dibukakan kepadanya sembilanpuluh sembilan catatan amal. Setiap catatan sejauh mata memandang.
Allah berfirman: ‘Apakah ada yang engkau ingkari dari semua hal ini? Apakah pencatatan-Ku (malaikat) itu telah mendhalimimu ?’.
Orang itu berkata: ‘Tidak, wahai Tuhanku’. Allah berfirman: ‘Apakah engkau mempunyai ‘udzur (alasan) atau mempunyai kebaikan?’.
Orang itu pun tercengang dan berkata: ‘Tidak wahai Rabb’.
Allah berfirman: ‘Bahkan engkau di sisi kami mempunyai satu kebaikan’. Tidak ada kedhaliman terhadapmu pada hari ini’.
Lalu dikeluarkanlah padanya sebuah kartu (bitoqoh) yang tertulis: Asyhadu an Laa ilaaha illallaah wa anna Muhammadan ‘abduhu wa Rasuuluh (aku bersaksi bahwasannya tidak ada tuhan yang berhak diibadahi selain Allah, dan aku bersaksi bahwasannya Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya).
Allah berfirman: ‘Perlihatkan kepadanya’. Orang itu berkata: ‘Wahai Rabb, apalah artinya kartu ini dengan seluruh catatan amal keburukan ini?’.
Dikatakan: ‘Sesungguhnya engkau tidak akan didhalimi”. Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Lalu diletakkanlah catatan-catatan amal keburukan itu di satu sisi timbangan. Ternyata catatan-catatan (keburukan) itu ringan dan kartu Syahadat itulah yang jauh lebih berat. Tidak ada sesuatu pun yang lebih berat daripada nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.” (HR. Ahmad 6994, Turmudzi 2850 dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).
Wallahu a’lam.[ind]