ChanelMuslim.com – Jangan Bicara Jika Bukan Ahlinya, Oleh: Ustadz Faisal Kunhi, M.A
Islam adalah agama yang sangat menghargai kepakaran, karenanya seseorang tidak dibenarkan berbicara kecuali ia memilki ilmu tentangnya, Allah berfirman,
“وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ ۚ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَٰئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (QS. Al Isra: 36).
Syaikh Wahbah Zuhaili berkata tentang makna ayat di atas, “Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui, dan janganlah kamu ikut campur dalam hal yang tidak ada hubungannya denganmu.
Baca Juga: Bicara Satu Dijawab Seribu
Jangan Bicara Jika Bukan Ahlinya (1)
Sesungguhnya pada hari kiamat kamu bertanggungjawab di sisi Allah atas penglihatan, pendengaran dan hati yang kamu gunakan baik dalam kebaikan atau keburukan. Dan anggota-anggota tubuh ini adalah amanat yang dititipkan di sisimu.”
Lihatlah bagaimana takutnya Abu Bakar ketika ia berkata yang bukan bidangnya, padahal dia adalah orang yang pertama kali beriman kepada Rasululullah, seraya berkata,
“أي سماء تظلني؟ وأي أرض تقلني؟ إذا قلت في كلام الله ما لا أعلم”
“Langit mana tempat saya bernaung, dan bumi mana tempat saya berpijak, jika saya berkata tentang kitab Allah yang tidak saya ketahui,“ itulah komentar Abu Bakar ketika ia ditanya tentang makna “Abba” dalam surah ‘Abasa ayat 31.
Lihatlah bagaimana Umar bin Khattab seorang sahabat besar dan senior, tidak malu bertanya kepada Ibnu Abbas tentang tafsir surah An Nasr; Umar bertanya kepadanya karena Ibnu Abbas pernah didoakan oleh Nabi saw,
“ اللهم فقهه فى الدين وعلمه التأويل “
“Ya Allah jadikanlah Ibnu Abbas orang yang dalam ilmu agamanya dan ajarkan ia ilmu tafsir.”
Riwayat-riwayat di atas juga memberikan pesan buat kita bahwa ulama itu memilki kepakarannya masing-masing, sebagaimana Umar bertanya kepada Ibnu Abbas tentang tafsir karena ia tidak memiliki pengetahuannya tentangnya.
Jadi bukan sebuah aib jika seorang ulama tidak menguasai semua bidang, sebagaimana Imam Malik ketika di tanya 40 permasalahan agama, maka 36 pertanyaan ia jawab dengan “tidak tahu“.