Bersedekahlah walau sedang sulit. Bersedekah menjadi amal ibadah yang menguji kedermawanan kita. Terkadang bersedekah membuat kita harus berpikir banyak untuk mengeluarkan harta. Tidak seperti shalat, dimana kita hanya perlu memulainya saja tanpa banyak berpikir.
Dalam sebuah hadis berikut, Ustadz Faisal Kunhi M.A memberikan beberapa point terkait sedekah ini:
تصدقو ا ولا يقل احدكم انى مقل فإن الصدقة مقل افضل
“Bersedekahlah dan jangan berkata, ‘Saya tidak mampu’, karena sedekah dalam keadaan tidak mampu adalah sedekah yang terbaik.” (Mu’awiyah bin Abi Sufyan)
Penjelasan:
Bulan Ramadhan adalah bulan kedermawanan, karenanya di bulan ini Rasulullah bersedekah seperti angin yang berhembus, sebagaimana diceritakan dalam hadis di bawah ini:
Dalam shahihain, dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling gemar bersedekah. Semangat beliau dalam bersedekah lebih membara lagi ketika bulan Ramadan tatkala itu Jibril menemui beliau. Jibril menemui beliau setiap malamnya di bulan Ramadan. Jibril mengajarkan Al-Qur’an kala itu. Dan Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah yang paling semangat dalam melakukan kebaikan bagai angin yang bertiup.” (HR. Bukhari, no. 3554; Muslim no. 2307)
Baca Juga: Muslim Detroit Berbagi 80 ribu Pon Makanan Berbuka Puasa
Bersedekahlah Walau Sedang Sulit
“Bersedekahlah di bulan Ramadan ini walau hanya dengan setengah biji kurma,” demikian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan motivasi.
Hadis ini menjadi dalil bahwa kita tetap diperintahkan berbagi walau dalam kesulitan karena berbagi akan mengundang pertolongan Allah.
Tujuan puasa adalah taqwa dan ciri orang bertaqwa adalah bersedekah dalam kedaaan sulit dan senang. Allah berfirman:
“(Yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit.” (QS. Ali Imran: 134).
Bila mereka sedang lapang, maka mereka akan memperbanyak infak, dan bila mereka sedang kesulitan, maka mereka tidak menganggap remah suatu kebaikan walau hanya sedikit saja. (Tafsir Assadi)
Jika Allah memerintahkan untuk tetap berbagi walau dalam kedaan sulit maka berbagi tidak akan membuat seseorang susah dan jatuh miskin.
Allah yang membentangkan dan menyempitkan rezeki seseorang dan Allah memberi solusinya dengan cara berinfaq, Allah berfirman:
“Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya.” (QS. Ath Thalaq: 7).
Barangsiapa disempitkan rezekinya, yakni dia miskin, maka hendaknya dia menafkahi sesuai dengan kadar yang Allah berikan. Orang yang miskin tidak dibebani seperti orang yang mampu. (Tafsir Muyyasar)
Jangan kita bersikap pelit di bulan Ramadan ini karena Allah begitu pemurah di bulan suci ini dengan memberikan banyak pahala dan ampunan di bulan ini.
Sungguh merugi mereka yang kikir di bulan suci dan itulah sepelit-pelitnya manusia. Orang yang pelit di bulan Ramadan maka sulit baginya untuk berbagi di bulan lain.
Kenapa bersedekah di bulan ini memiliki keutamaan?
Pertama: karena bersedekah di bulan ini sama membantu orang yang sedang berpuasa, membantu orang yang shalat dan membantu mereka yang sahur.
Kedua: Karena Allah telah bersedekah di bulan ini dengan limpahan ampunan dan pahala.
Ketiga: untuk menutupi kekurangan puasa kita.
Keempat: menggabungkan antara puasa dan sedekah akan mendatangkan rahmat dan ampunan Allah.
Sedekah itu perang, maka bulan Ramadan adalah saatnya kita memerangi kecintaan kita kepada harta yang berlebihan.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata:
الصدقة من جنس القتال فالجبان يرجف ، والشجاع يثبت
“Sedekah termasuk salah satu jenis peperangan. Orang yang penakut akan gemetar mengeluarkannya, sedangkan orang pemberani akan kokoh mengeluarkannya.”
Andai di dompet kita ada uang Rp. 100.000, 50.000, 20.000, 10.000 dan 5.000, kemudian kotak amal lewat, maka mana yang kita keluarkan? Di situlah peperangan akan terjadi sebagaimana yang diungkapkan oleh Syaikhul Islam di atas. [Ln]