“WILL you marry me?” Kalimat itu adalah kalimat ajakan menikah yang paling populer di dunia. Kalau di film atau drakor, biasanya disertai adegan romantis pria berlutut sambil menyodorkan cincin.
Kalau kita Googling kalimat will you marry me, maka akan ketemu 732 juta artikel yang mengandung kata tersebut.
Bila diambil rata-rata, artinya setiap hari tak kurang 83.361 kalimat will you marry me diunggah ke mesin pencari Google!
Menariknya, menurut penulis buku Journey to the Light Uttiek M. Panji Astuti dalam akun IG-nya @uttiek.herlambang (29/11), tak banyak yang menyadari kalau kalimat yang begitu populer di dunia itu sebenarnya tidak digunakan dalam Islam.
Apa pasal? Secara kaidah bahasa, kalimat itu diucapkan pria/wanita pada pasangan yang akan diajak menikah.
Sementara dalam Islam, proposal untuk menikah itu disampaikan pada wali calon yang akan dinikahinya. Sehingga kalimatnya menjadi, “Izinkan saya meminang putri, Bapak,” atau yang semakna.
Seperti yang dikisahkan Syaikh Dr. Khalid Al Mushlih, dosen ilmu fiqih pada Universitas Al Qashim, Saudi Arabia.
Suatu kali, seusai kelas, seorang pemuda memberanikan diri mengejar dosen yang sangat dihormatinya. Dengan santun ia bertanya, “Syaikh, izinkan saya bertanya.”
“Tentu saudaraku. Apa yang ingin engkau tanyakan?” tanggap dosen itu sambil terus berjalan.
“Apakah Anda mempunyai anak perempuan?” tanyanya nekat.
Seketika dosen itu menghentikan langkahnya dan menatap pemuda yang terlihat salah tingkah, “Ada apa saudaraku?” tanyanya.
Dengan sedikit grogi pemuda itu menjawab, “Eemm… kalau ada, saya ingin meminangnya. Bolehkah saya meminangnya?”
Dosen itu tersenyum bijak dan hanya menjawab singkat, “Tunggulah kabar dariku, Insya Allah akan aku meneleponmu.”
Sepekan. Dua pekan. Tiga pekan. Dua bulan berlalu. Pemuda itu mengira Syaikh tidak menanggapi proposal yang diajukannya. Ia pun hampir melupakan percakapan di koridor kampus itu.
Baca Juga: 5 Kepribadian yang Perlu Diketahui Sebelum Menikah
Will you marry me?
View this post on Instagram
Hingga suatu kali ia menerima pesan bahwa dosennya itu mencarinya.
“Anda mencari saya, Syaikh?” Tanyanya santun saat menemuinya.
“Iya. Aku ingin melanjutkan pembicaraan, saat engkau menemuiku dua bulan lalu. Silakan engkau lanjutkan pinanganmu,” jawabnya dengan senyum.
MasyaAllah!
Pemuda yang diceritakan itu tak lain adalah Syaikh Dr. Khalid Al Mushlih sendiri, dan dosen yang ditemuinya itu adalah Syaikh Abu ‘Abdullah Muhammad bin Shalih bin Muhammad bin Sulaiman bin Abdur Rahman Al-‘Utsaimin At-Tamimi atau yang lebih dikenal sebagai Syaikh Utsaimin.
Seorang ulama kontemporer yang masyhur dalam sains fiqh. Penulis kitab Talkhis Al Hamawiyah, Tafsir Ayat Al-Ahkam, Syarh Umdatul Ahkam, Musthalah Hadits dan banyak lagi.
Ajarkan pada anak bujang, begitulah seharusnya cara meminang seorang gadis, dengan menemui walinya.[ind]