HAMIL dan melahirkan bagi seluruh wanita di dunia adalah hal yang lumrah, namun mereka memiliki cara-cara tersendiri untuk menyambut buah hatinya. Salah satunya tradisi melahirkan di Jepang.
Walaupun angka kelahiran di Jepang terus menurun, namun tradisi menyambut kehadiran buah hati masih banyak dilakukan. Dilansir dari The Bump, sebagian besar wanita Jepang melahirkan bayi tanpa obat penghilang rasa sakit.
Hal ini dilakukan berdasarkan sebuah kepercayaan kuno yang berasal dari kepercayaan Buddha bahwa nyeri persalinan harus dialami sebagai ujian untuk mempersiapkan kesulitan menjadi ibu.
Itu juga berarti kebanyakan wanita Jepang bahkan tidak akan mempertimbangkan anastesi epidural saat persalinan, bahkan jika dokter mereka merekomendasikannya.
Japan Society for Obstetric Anesthesia and Perinatology mendata, hanya ada 160 rumah sakit dan klinik di Jepang yang menawarkan epidural atau gabungan anestesi epidural tulang belakang.
Baca Juga: Pasar Tradisional Mayestik Tempat Favorit Istri Anies Baswedan
Tradisi Melahirkan di Jepang, Tidak Memakai Anti Nyeri
Ayah tidak diperbolehkan berada di ruang bersalin kecuali mereka mengikuti kelas prenatal bersama ibunya.
Setelah bayi lahir, seorang wanita yang baru melahirkan tinggal di rumah orangtuanya setidaknya selama sebulan, dan beristirahat di tempat tidur selama 21 hari untuk memulihkan diri dan menjalin ikatan dengan bayi, sementara anggota keluargalainnya melakukan pekerjaan rumah.
Selama periode ini, teman-teman dipersilahkan untuk mengunjungi wanita tersebut sambil menikmati hidangan nasi merah sebagai perayaan dan osekihan, hidangan kacang merah.
Uniknya, di Jepang terdapat kontes bayi menangis atau nakizumo. Ini adalah kompetisi antar bayi di mana pemenangnya adalah yang pertama kali menangis.
Orang Jepang percaya bahwa bayi yang sering menangis keras menandakan bahwa dia sehat dan akan tumbuh lebih cepat. [Ln]