ChanelMuslim.com – Bermain sepakbola atau cabang olahraga lain, Muslimah telah membuktkan jilbab tidak pernah menjadi masalah sama sekali. Jilbab sudah menjadi bagian penting dari kehidupan mereka.
Ini persis seperti apa yang dipikirkan Nazira Bermath ketika putrinya memberitahunya bahwa beberapa temannya tidak mau berolahraga karena jilbab yang biasa mereka kenakan tidak cocok untuk dipakai berolahraga.
Sebagai ibu Muslim yang peduli, Bermath memutuskan untuk turun tangan dan mendesain Active Hijab yang cocok untuk beraktifitas sportif, jilbab baru bagi perempuan untuk dipakai selama olahraga.
"Putri saya Malaika adalah atlet yang tajam dan merupakan duta olahraga dan mengetahui jika banyak teman-teman Muslimnya yang merasa jilbab (yang mereka kenakan) tidak cukup nyaman atau aman untuk dipakai berolahraga di sekolah," kata ibu dari tiga anak itu kepada Metro.co.uk. .
"Sungguh gila bahwa tidak ada jilbab olahraga yang merupakan bagian dari perangkat P.E (Physical Education) sampai saat ini. Jika anak perempuan harus mengenakan pakaian olahraga khusus untuk P.E mengapa jilbab juga tidak disediakan?"
"Dia pulang untuk mendiskusikannya dengan saya dan mengatakan bahwa banyak dari teman-temannya yang sebenarnya mahir dalam olahraga tetapi tidak dapat berpartisipasi dengan benar karena mereka mengenakan jilbab sekolah normal mereka dalam pelajaran P.E."
Membantu Gadis Lain
Mendorong putrinya untuk bermain olahraga, Bemath ingin membantu gadis-gadis lain juga.
"Saya memulai dengan Active Hijab karena ada kebutuhan untuk jilbab olahraga ditambahkan ke kit PE di sekolah."
Active Hijab bukan merek hijab pertama yang menargetkan atlet wanita Muslim.
Pada bulan Desember 2017, Nike meluncurkan Nike Pro Hijab untuk atlet Muslimah.
Namun, Bemath percaya bahwa mereknya memiliki peluang untuk bersaing dengan harga jilbab Nike yang tinggi.
"Kami tahu ada Nike Pro Hijab tetapi mereka adalah usaha yang sangat komersial dan menggandakan harga kami."
Atlet Hijabi
Di seluruh dunia, wanita Muslim menentang hambatan budaya dan stereotip untuk bersaing dan unggul di tingkat tertinggi olahraga – dalam sepak bola, pagar, angkat besi, bola basket, hoki es dan banyak lagi.
Pada tahun 2016, 14 wanita Muslim melakukan meditasi di Olimpiade Rio, termasuk pemain anggar Amerika Ibtihaj Muhammad, wanita Muslim pertama yang mewakili Amerika Serikat di podium.
Namun, olahraga lain terus mengalami diskriminasi serupa terhadap wanita berhijab, seperti judo saat judoka Indonesia Miftahul Jannah dilarang Oktober lalu dari Asian Para Games ketika dia menolak untuk melepas jilbabnya. [My/aboutislam.net]