ChanelMuslim.com – Dengan menjalani perannya sebagai ibu pembangun peradaban, seorang muslimah bisa masuk syurga. Bagaimana caranya?
Wanita, dengan segala potensi yang dimilikinya dapat menentukan dengan cara bagaimana ia bisa masuk syurga. Salah satunya melalui perannya sebagai pembangun peradaban.
Motivator Parenting Yuria Pratiwhi Cleopatra, S.T., M.Si. atau akrab disapa Teh Patra mengatakan bahwa dengan mendidik anak-anak, seorang perempuan bisa masuk surga.
“Dengan cara mana kita akan masuk syurga? Kita sendirilah yang menentukan. Al ummu madrasatul ula, jadilah ibu pembangun peradaban dengan mendidik anak-anak di rumah,” ujar Yuria Pratiwhi Cleopatra, S.T., M.Si. dalam Kuliah Madrasatunnisa beberapa waktu lalu.
Teh Patra mengatakan bahwa menjadi perempuan pembangun peradaban bukanlah menjadi wanita yang sempurna, tapi seorang Ibu yang bisa memaksimalkan segala potensinya.
“Tidak ada manusia yang sempurna, bahkan para nabi, sahabat, istri Rasulullah, semua punya kekurangan dan keunggulan di bidang masing-masing,” tambah Teh Patra.
Masa membentuk karakter anak adalah pada masa emas, yaitu 0-5 tahun.
“Ketika kita tidak bisa menstimulasi mereka pada masa golden age, PR-nya bakal panjang banget,” katanya.
Baca Juga: Golden Age Peradaban Islam
Cara Ibu Menjadi Pembangun Peradaban
Banyak orang tua yang berkonsultasi dengan Teh Patra mengenai perkembangan anaknya yang bermasalah.
“Anak sudah SMA tapi solat masih disuruh. Anak SMP tapi tugas harus diingetin, anak sudah kuliah tapi kalau mau ngerjain sesuatu, masih harus ditemani. Ada pula bahkan suami yang kalau lagi di rumah kerjanya cuma main game online,” cerita Teh Patra.
Hal itu merupakan contoh bahwa sisi kekanak-kanakan masih sangat kuat pada sang suami padahal dia sudah menjadi ayah. Menurut Teh Patra, hal seperti ini jika dibiarkan akan menjadi PR yang panjang.
“Kita tidak mau, pada saat usia anak sudah balig, ternyata ia masih bergantung pada orang tua. Puzzle-nya random, kita enggak pengin seperti itu,” tandasnya.
Teh Patra mengajak para orang tua untuk memiliki grand design visi keluarga.
“Dengan berusaha memiliki grand design visi keluarga, kita meletakkan potongan kehidupan dalam puzzle itu,” katanya.
Bagi para orang tua, anak adalah aset, dan yang bisa membentuk anak-anak adalah para ibu.
Tak heran, banyak perang pemikiran yang sekarang digencarkan agar para ibu tak lagi percaya diri terhadap statusnya sebagai seorang ibu rumah tangga.
“Ibu-ibu diserang sehingga merasa tidak punya kemampuan dan percaya diri untuk mendidik anak, minder sebagai ibu rumah tangga padahal itu adalah sebuah kemuliaan. Ibu-ibu dibikin galau, cemas, merasa bersalah dan seakan tak punya kekuatan,” ungkapnya.
Untuk itu, Teh Patra mengingatkan kembali potensi dan peran seorang muslimah dalam kehidupan ini, yaitu sebagai muslimah teladan, putri yang berbakti, istri yang salihah, masyarakat yang berkarya nyata, dan juga ummu madrasatun.
InsyaAllah, dengan memahami kelima perannya tersebut, seorang ibu bisa berandil besar dalam membangun peradaban.[ind]