ChanelMuslim.com – Bagaimana Alquran tidak bisa disebut sebagai mukjizat? Ketika Alquran bisa dipahami oleh bukan hanya muslim tapi juga pemeluk agama lain, juga bukan hanya bisa dipahami orang dewasa namun juga anak-anak.
Kami menyaksikan jika anak-anak disiapkan, dikondisikan maka hatinya akan terbuka menerima Alquran. Secara perlahan, benih keimanan tumbuh.
Seorang guru berpesan "Periksalah pengaruh Alquran pada keluarga kalian, sebagaimana Rasulullah memeriksa pengaruh Alquran pada keluarga dan sahabatnya".
Ramadan saat yang tepat untuk mengambil waktu, melakukan refleksi. Sejauh apa Alquran telah berpengaruh pada keluarga kita.
Apakah yang dikehendaki Allah pada hamba-Nya melalui alquran telah terwujud dalam perilaku?
Apakah kita lebih ihsan, penyayang, rendah hati, pemaaf, tenang, lembut, lebih mudah bersedekah dan berbuat baik?
Bagaimana hubungan kita dengan orang tua, tetangga, dan sahabat?
Allah menghendaki kita menghidupkan musyawarah dalam berbagai bidang kehidupan. Alquran dengan jelas menjelaskan perintah ini. Apakah kita telah menghidupkan musyawarah dalam keluarga?
Dalam organisasi?
Alquran menghendaki kita saling menolong dalam kebaikan, apakah Ramadan ini sudah kita tingkatkan semangat?
Rasulullah memanggil pasukan perang Yamamah dengan sebutan "Wahai Pemilik Surat Al-Baqarah!"
Allahu Akbar !
Sebutan ini Rasul sampaikan tak lain karena Rasulullah telah melihat pengaruh surat Al-Baqarah telah kuat pada diri sahabat. Karena para sahabat telah berhasil mengambil manfaat dari surat yang agung ini.
Apakah kita tidak ingin disebut sebagai pemilik surat Al-Baqarah juga?
Sirat Rizhqi (Home Educator)
Jatiluhur, 2020