ChanelMuslim.com – Tim rescue RQV Indonesia mengirimkan 2 mobil tim relawan untuk melakukan misi kemanusiaan dan penyaluran bantuan tahap ke-12 untuk korban gempa yang ada di Sulawesi Barat, tepatnya di dusun Pettabeang Barat, desa Kayu Angin, kecamatan Malunda, kabupaten Majene yang merupakan titik pusat terjadinya gempa yang terjadi pada tanggal 15 Januari 2021.
Sampai saat ini jumlah penerima manfaat yang terdata mencapai 793 jiwa, yang tersebar di 12 posko, 11 posko berlokasi di kabupaten Majene, dan 1 posko lainnya di kabupaten Mamuju, tepatnya di dusun Kalimbua Desa Ta’an yang merupakan perbatasan antara kabupaten Mamuju dan Kabupaten Majene.
Beberapa orang yang terjun ke lokasi pusat gempa pada hari Rabu kemarin diisi oleh peserta RCA (RQV Character Academy) yang berasal dari Sulawesi Barat diantaranya Srikandi Quran Annisa Mahmur (18), Srikandi Quran Nur Ainun Mardiyah (19), Duta Quran Muhammad Ihsan David (19), Duta Quran Misra (18) dan Srikandi Quran Putri Sarah Naina dari Aceh (17).
Hal ini bertujuan untuk menambah kecintaan dan rasa kepeduliaan terhadap tanah kelahiran mereka sebagai putra-putri asli daerah khusus di tanah Mandar ini.
Gempa yang berkekuatan 6.2 SR menimbulkan banyak kerugian dan penderitaan bagi banyak warga. Dusun Pettabeang tersebut kurang lebih 97% bangunan di pemukiman warga hancur dan rusak parah. Dan kebutuhaan yang paling mendesak saat ini selain logistik makanan, adalah tenda, pakaian dalam, perlengkapan, susu, dan makanan bayi, serta popok untuk lanjut usia.
Alhamdulillah, selama pendistribusian bantuan terhadap korban gempa, mereka sangat senang dengan adanya misi kemanusiaan yang di lakukan oleh tim rescue RQV Indonesia, ada banyak harapan yang di sampaikan oleh para warga.
“Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada tim Rescue RQV atas bantuannya ke tempat pengungsian kami, sampai hari ke-10 pasca gempa ini, ini merupakan bantuan pertama yang masuk, karena lokasi pengungsian ini bisa dibilang tidak terlihat oleh para relawan dan hanya melewati kami saja, banyak warga yang kelaparan, dan terpaksa tidur tanpa tenda, harapannya setelah ini pemerintah memberikan perhatian kepada kami minimal memberikan tempat berlindung sementara rumah kami roboh.” [Wnd/rls]